Home / Hukum

Kamis, 15 Desember 2022 - 10:19 WIB

Kemendagri Diminta Segera Terbitkan SK Pj Gubernur Papua dan Menonaktifkan Lukas Enembe Karena Berhalangan Tetap

Penulis: Paulus Witomo

Jakarta, PERISTIWAINDONESIA.com |

Aktifis Anti Korupsi dan Pemerhati Hukum Marjuddin Nazwar angkat bicara terkait kealfaan atau ketidakaktifan Gubernur Provinsi Papua sebagaimana mestinya.

Oleh karena itu, Mendagri diminta segera menerbitkan SK Pj Gubernur Papua.

Hal ini disampaikannya, Kamis (15/12/2022) di Jakarta.

Adapun alasannya mendesak penonaktifan ini adalah sebagai berikut:

“Sesuai amanat Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Gubernur Papua Lukas Enembe (LE) sakit sudah 2 tahun lebih. Mestinya 6 bulan saja sudah harus mundur”.

Publik semua tahu bahwa sebelum wafatnya Wakil Gubernur (Wagub) Klemen Tinal sebagai pasangan Lukas Enembe hingga sampai sejauh ini tidak ada Wagub Propinsi Papua.

Padahal sejak kampanye debat publik disiarkan Metro TV disiarkan secara nasional Lukas Enembe terlihat sudah tidak sehat.

Lukas Enembe sebagai Gubernur kondisi kesehatannya memang diketahui publik sudah tidak lagi sehat untuk bisa melaksanakan semua tugas sebagai Gubernur secara maksimal.

Hal itu bisa diatasi Wakil Gubernur, Klemen Tinal, menggantikan posisi Gubernur Lukas Enembe yang sejak dilantik menjadi Gubernur bolak-balik, keluar-masuk RS diluar Negeri.

Seharusnya dengan adanya Wagub dapat melaksanakan tugas pemerintahan jika Gubernur Lukas Enembe berhalangan tetap melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Gubernur Propinsi Papua.

Periode kedua praktis Lukas Enembe tidak sehat, sakit-sakitan, keluar masuk RS menjalani perawatan kesehatan. Semua orang tahu Lukas Enembe sangat tidak maksimal melaksanakan fungsi sebagai orang nomor satu Propinsi Papua.

Sesuai undang-undang paling lambat 6 bulan, beliau mestinya harus mundur secara suka rela atau diberhentikan oleh Menteri Dalam Negeri RI.

Alasannya sesuai amanat undang-undang tentang Pemerintahan Daerah, Gubernur Papua, Lukas Enembe (LE), sakit sudah 2 tahun lebih. Mestinya 6 blm saja sudah harus mengundurkan diri.

Nonaktifkan Lukas Enembe

Oleh karena itu Mendagri Harus segera nonaktifkan Lukas Enembe. Menteri Dalam Negeri, Tito Carnavian, harus segera Nonaktifkan Lukas Enembe Sebagai Gubernur Propinsi Papua. Mengapa? Karena LE sudah dua kali mangkir dari panggilan KPK RI.

Saat ini status hukum Lukas Enembe menjadi pesakitan, sebagai tersangka (tsk) KPK RI, tetapi bahkan malah mangkir, dengan alasan sakit, sudah dua kali mangkir dari panggilan KPK RI. Bahkan anak dan istrinya pun sama sebagai tersangka tidak memenuhi panggilan hukum oleh KPK RI.

“Itulah sebabnya mengapa kemudian saya sarankan agar LE mengundurkan diri dari jabatan Gubernur. Dan sudah seharusnya Mendagri Tito Carnavian segera menonaktifkan Gubernur yang sakit berbulan-bulan,” ungkapnya.

Bahkan KPK RI sudah menetapkan status Gubernur Lukas Enembe sudah tersangka bukan lagi saksi. Berdasarkan status tersangka KPK RI, ditambah lagi kondisi kesehatan, menurut Dokter asal Singapura Lukas Enembe mengalami penyakit komplikasi saraf (beberapa organ tak berfungsi) sebagaimana dilansir Koran Kompas 12/10/2022.

Maka Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia sudah harus segera, menonaktifkan Lukas Enembe, dari jabatan sebagai Gubernur Propinsi Papua. Dan selanjutnya harus segera menerbitkan SK, PJ Gubernur Propinsi Papua.

Siapa Sosok Ideal Pj Gubernur Papua

Setelah Kemendagri menonaktifkan Lukas Enembe dengan dua alasan kuat yaitu sakit saraf dan status hukumnya oleh KPK RI saat ini sudah tersangka.

PJ Gubernur Papua idealnya yang tahu karakter dan paham serta berpengalaman melayani bukan dari pusat di droup ke Papua.

Jika pusat menunjuk PJ Gubernur Papua menyebut nama orang dari pusat otomatis akan ditolak.

Jika ditanya wartawan siapa sosok ideal PJ Gunernur Papua maka saya jawab yang cocok dan ditetapkan sebagai PJ Gubernur Papua hrus dari lingkungan Pemprove Pupua. Maka jika demikian saya mengusulkan idealnya segera ditunjuk PJ Gubernur Papua (*).

Share :

Baca Juga

Hukum

LP3BH Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Dugaan Perubahan Formasi CPNS 2018 Raja Ampat

Daerah

Dua Kelompok Masyarakat Tapteng Gelar Aksi Demo Di Tempat Berbeda

Bisnis

*Sidang Lanjutan Kasus BBM, Saksi Ahli : Pertalite bukan Jenis BBM Bersubsidi dan Pembelian Pertalite 300 Diperbolehkan* Salatiga, Sidang yang dimulai sekitar pukul 13,00 dengan Terdakwa Pj dan W memasuki persidangan yang ke 9, dipimpin Hakim Ketua Abdullatip, S.H., M.H. Hakim Anggota Devita Wisnu Wardhani, S.H., M.H. dan Hakim Anggota Angggi Maha Cakri, S.H., M.H., bertempat di Pengadilan Negeri Salatiga Jl.Veteran No 4 Kota Salatiga Jawa Tengah, Senin 6 November 2023. Agenda sidang yang rencananya permintaan keterangan ahli kementrian migas yang di hadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan sudah dua kali tidak hadir, akhirnya sidang tetap berjalan meskipun tanpa kehadiran saksi ahli secara bertatap muka langsung, majelis hakim tetap menyidangkannya dengan menghadirkan saksi ahli melalui sidang secara elektronik atau online, tim kuasa hukum Terdakwa Pj dari LBH ADIL Indonesia, Pengacara Yunus, S.H., M.H., C.Med., C.L.A, Ady Putra Cesario S.H.M.H., dan Agustinus Wahyu Pambengkas, S.H, M.H. Di akhir sidang Majelis Hakim Pengadilan Negeri Salatiga mengagendakan kembali sidang lanjutan pada hari kamis tanggal 9 November 2023. Sementara itu tim kuasa hukum PJ saat di mintai tanggapan beberapa awak media terkait jalannya proses persidangan mengatakan. ” Ya mas seperti yang teman teman lihat sendiri saksi ahli dari JPU tidak hadir secara bertatap muka langsung di persidangan tapi melalui sidang zoom online, temen temen juga sudah melihat dan mendengar sendiri jalannya proses persidangan. ” bahwa saksi ahli mengatakan didepan persidangan untuk pembelian pertalite sebesar 300 ribu itu tidak ada masalah karena untuk pembelian pertalite tidak ada batasan terkait dengan besarnya pembelian, artinya pembelian sebesar 300 ribu itu tidak melanggar hukum. ” bahwa saksi ahli juga mengatakan kalau pertalite itu bukan jenis BBM bersubsidi tapi penugasan, yang termasuk jenis BBM bersubsidi itu jenis solar,” terang tim pengacara PJ. “Bahwa ahli juga menyampaikan bahwa pembelian pertalite di SPBU yang pengisiannya langsung ke tangki mobil itu tidak masalah, yang tidak boleh itu ketika pembelian pengisiannya langsung ke jirigen, jadi saya rasa untuk permasalahan klien kami saudara PJ sebenarnya sudah terang benderang klien kami tidak terbukti melakukan perbuatan pidana, artinya perbuatan pidana apa dan atau kesalahan yang mana yang dilakukan klien kami pada saat OTT tersebut, ” tutur tim kuasa hukum PJ. Ditempat terpisah masih di lingkungan PN Salatiga, beberapa Ketua dari berbagai lembaga kontrol sosial Ketua Lembaga Pemantau Pembangunan dan Kinerja Pemerintah (LP2KP) Jateng, Ketua GNP Tipikor Jateng dan Ketua KANNI Semarang memberikan statmen singkat sehubungan kasus ini,” kami dan beberapa lembaga dan media online yang tersebar diseluruh Indonesia baik itu dari Jateng,Jatim,Jabar, DKI Jakarta, Banten, Sumatera, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan juga daerah terus mengawal jalannya proses persidangan perkara yang melibatkan teman kita pimpinan redaksi patroli’86 saudara Pj sampai dengan adanya putusan seadil adilnya. “Kemudian, kami juga memantau langsung jalannya proses persidangan, dan sebagai lembaga pengawasan dan kontrol sosial kami berharap hukum ditegakkan seadil adilnya jangan pandang bulu, siapapun yang melakukan perbuatan melanggar hukum berikan saksi hukum dan siapapun yang tidak terbukti melanggar hukum bebaskan mereka dari tuntutan hukum. Kemudian ketika ditanya terkait fakta persidangan Ketua LP2KP Sumakmun mengatakan itu ranahnya tim, ranahnya kuasa hukum PJ untuk menyampaikan berkaitan dengan subtansi perkaranya dan itu sudah dijelaskan. “Kalau kami sebagai lembaga pengawasan dan atau sosial kontrol hanya ingin proses persidangan berjalan objektif saja, “kata makmun. “Kami hanya meminta dan berharap kepada Tim Kuasanya PJ dan juga Majelis Hakim yang memeriksa perkara tersebut agar hal hal berkaitan dengan bukti bukti semua di perlihatkan dipersidangan agar masyarakat mengetahui fakta yang sebenarnya atas peristiwa OTT BBM Bersubsidi yang menghebohkan masyarakat tersebut jangan ada yang ditutup tutupi. “Sebagai lembaga pengawasan dan atau sosial kontrol kami berharap proses hukum harus berjalan dengan objektif, rakyat, APH, pejabat sama saja kedudukannya di hadapan hukum, yang salah katakan salah yang benar katakan benar, yang tidak melanggar hukum ya harusnya bebas dari tuntutan hukum, sebaliknya ketika ada oknum yang bermain main dengan hukum semisal meminta uang dan merekayasa hukum ya harus di proses hukum dan ditindak tegas,” pinta makmun. “Kemudian untuk bukti CCTV atas OTT BBM bersubsidi yang heboh di masyarakat dan sudah disebarluaskan oleh beberapa media yang mengatakan barang bukti (BB) itu milik PJ, di ambil ditempat PJ dan seterusnya itu harus dibuka seluas kuasnya di putar di persidangan biar masyarakat tau hal yang sebenarnya terjadi, semisal ada saksi yang menerangkan didepan persidangan dibawah sumpah tetapi berbeda dengan fakta kejadian seperti dalam CCTV mohon untuk di proses hukum dan ditetapkan sebagai saksi yang memberikan keterangan palsu di depan persidangan, dan saya yakin Majelias Hakim yang menyidangkan perkara tersebut akan bertindak tegas sesuai ketentuan hukum. “Kalau perlu bukti CCTV itu setelah proses persidangan di publishkan di media sosial tik tok ataupun media media lain youtube misalkan supaya masyarakat tau fakta yang sebenarnya,” pungkasnya. (Tim Media)

Daerah

Kejatisu Periksa Para Saksi Kasus BOK Dan Jaspel Dinkes Tapteng

Hukum

Dugaan Korupsi KMK BRI Kabanjahe, Panggilan Ke III Kejati Sumut Pasang Iklan Di Koran

Hukum

Kejati Sulbar Kembali Berhasil Bekuk DPO Narkoba

Hukum

Putusan Final Mahkamah Konstitusi Tolak Seluruh Gugatan Pemohon 01 Dan 03.

Daerah

Kepala Kantor PPN Sibolga Sumatera Utara, Makassar ; Usai Lebaran Kapal JHIB Aman Melaut.