Home / Nusantara

Rabu, 13 Maret 2024 - 18:48 WIB

Sarang Narkoba “Lembah” Tantang Kapolda Sumut

MEDAN – PERISTIWAINDONESIA.Com

Marak lokalisasi narkoba sabu-sabu yang sudah seperti resmi, contohnya ‘Lembah’ di Jalan TB Simatupang, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Lalu ketika diberitakan wartawan, aksi brutal untuk membungkam fungsi media pun kerap terjadi. Tentu saja ini bila lambat dituntaskan pihak kepolisian bisa mencoreng yang namanya kemerdekaan Pers di Sumut. Rabu (13/3/2024).

Seperti baru-baru ini dialami wartawan tobapos.co Tomi Nainggolan. Dimana, saat di rumah keluarganya, dia diserang dianiaya tiga orang yang dibiayai pria bernama Hartoyo alias Oyok (foto-kanan). Kemudian tiga hari kemudian, mobil yang terparkir di depan rumah kerabat Tomi dibakar dengan bom molotov, menyebabkan mobil hangus seratus persen, dua orang luka bakar.

Masih beruntung, ketiga pelaku dapat segera ditangkap Polda Sumut melalui petugas Ditreskrimum- Subdit III Jatanras, meski otak dan sebagai donatur dari aksi tersebut Hartoyo alias Oyok masih diburon hingga saat ini.

Dari itu, korban dan sejumlah organisasi jurnalis mendesak Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi segera menindak tegas lokasi narkoba sabu-sabu yang sering disebut “Lembah” itu. Pasalnya, pemberitaan terkait “Lembah” itulah yang merupakan akar penganiayaan hingga pembakaran mobil wartawan.

(TIM/RED)

Share :

Baca Juga

Nusantara

Ketua Umum Depinas SOKSI Umumkan Perubahan SK Kemenkumham SOKSI Periode 2022 – 2027

Nusantara

Milad ke-24 Ormas Badan Pembinaan Potensi Keluarga Besar Banten

Nusantara

MTQ ke-55 Dibuka, Afandin Berharap Lahirkan Generasi Religius Langkat

Nusantara

Semakin Diterjang Badai, Semakin Kokoh

Nusantara

Peduli Warga Penderita Tumor, Kapolres Subang Beri Bantuan 

Nusantara

Masyarakat Apresiasi Langkah Divhumas Polri Gelar Dialog Publik Jelang Pemilu 2024

Nusantara

Isra Mi’raj di Masjid Raya Al Osmani, Bobby Nasution: Pemko Medan Fokus  Pembangunan Medan  Utara & Ingatkan Layani Masyarakat Dengan Hati

Nusantara

Warga Pertanyakan Pengelolaan Dana Desa Mela 2, Diduga Banyak Yang Fiktif