Penulis: Japar Sidik
Gayo Lues, PERISTIWAINDONESIA.com |
Maraknya kasus Stunting yang merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia dan juga ancaman daya saing suatu bangsa.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 jumlah kasus anak stunting di Kabupaten Gayo Lues di bawah rata-rata mencapai 42,9 persen.
“Angka tersebut merupakan angka tertinggi dari 23 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Sementara, angka stunting di Provinsi Aceh 33,2 persen,” ungkap Pj Bupati Gayo Lues Ir H Rasyidin Porang, Jumat (27/01/2022) di Pendopo rumah Bupati.
Dikatakannya, hasil SSGI pada tahun 2022 saat ini angka stunting di Gayo Lues turun menjadi 34,6 persen. Dimana prevalensi stunting Aceh berada di angka 31,2 persen.
Tentu saja penurunan angka stunting ini tidak terlepas dari upaya Pemerintah Kabupaten Gayo Lues melakukan berbagai program atau kegiatan seperti melaksanakan pengaktifan Posyandu, rembuk stunting dan audit stunting.
Selain itu, kegiatan Nentong Sudere, pembentukan satuan tugas stunting Gayo Lues dan program Bapak Asuh Anak Stunting.
“Saat ini, kita juga gencar memberikan makanan tambahan dan vitamin bagi para Balita. Adapun data yang di input dari hasil analisa Statistik setempat, persentase kemiskinan kabupaten Gayo Lues berdasarkan data terakhir Desember 2022 menurun sebesar 0,77 point dari 19,64 %. Dan pada akhir Desember 2021 menjadi 18,37 %,” terangnya.
Dalam data tersebut dijelaskan, penurunan tingkat kemiskinan yang sangat siginifikan pada tahun 2022 disebabkan oleh beberapa fenomena, diantaranya: meningkatnya capaian nilai tukar petani (NTP) sebesar 11,05 persen dan pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita sebesar 2,69 %.
Jika dibanding dengan Provinsi Aceh maka Kabupaten Gayo Lues 4,23 poin dibawah angka kemiskinan Provinsi Aceh yang sudah mencapai angka 14,64 %.
Selain itu, IPM Kabupaten Gayo Lues selama periode tahun 2018-2022 terus mengalami peningkatan.
“Pada Tahun 2021 IPM Kabupaten Gayo Lues mencapai 67,56 % dan tahun 2022 mencapai 68,25 %. Walaupun masih berada dibawah rata-rata Aceh yang mencapai 72,80%,” pungkasnya (*)