Penulis: Rachmad
Asahan, PERISTIWAINDONESIA.com |
Harga komoditi kelapa sawit akhir-akhir ini melonjak naik hingga mencapai Rp.2.000 per Kg. Dengan melonjaknya harga sawit, maka kalangan Petani memanfaatkan Tandan Buah Segar (TBS) untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.
Berbeda dengan PTPN IV Kebun Pulu Raja, hasil TBS yang diterima di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) justru di terlantarkan di areal PKS.
TBS yang di terlantarkan di areal PKS itu berkisar ribuan ton, TBS itu berasal dari afdeling Kebun Pulu Raja kiriman dari kebun luar dan TBS pihak ketiga.
Hasil pantauan Kru Pertistiwaindonesia.com, Minggu (29/8/2021) masih banyak TBS yang sudah mulai menjamur dan kering berserakan di areal PKS tanpa penanganan yang lebih serius dari manajemen kebun Pulu Raja. Bahkan TBS yang terlantar itu diperkirakan sudah 5 hari lebih dibiarkan begitu saja.
Pemerhati perkebunan di Asahan, F Harahap mengatakan hal ini akibat ketamakan atau keserakahan manajemen PTPN IV Kebun Pulu Raja tanpa perhitungan menerima buah TBS dari luar kebun.
“Begini akibatnya jika tidak mengetahui kapasitas dan bobot operasional PKS, mereka terus menerima buah dari unit-unit lain dan pihak ketiga tanpa melihat kondisi pabrik yang sudah tua,” kritik Harahap.
Diperoleh informasi, bahwa PKS Pulu Raja menerima buah dari pihak ketiga karena kuota buah untuk pengolahan pabrik tak memadai, sehingga bahan baku TBS kurang untuk diolah pabrik. Oleh karena itu pihak Pabrik menerima TBS dari pihak luar atau pihak ketiga.
“Jika TBS untuk memulai pabrik cukup, kenapa manajemen Kebun Pulu Raja masih melakukan penerimaan TBS dari pihak luar, ada apa?” tanya F Harahap.
Untuk itu, F Harahap meminta perhatian Dirut PTPN IV agar permasalahan seperti ini tidak terulang lagi di kebun PTPN IV lainnya.
Sementara itu, keterangan resmi Manager Unit Kebun Pulu Raja Sutres SP atau Maskep (Masinis Kepala) Agus S Sipayung tidak dapat diperoleh Awak Media karena di hari libur (Minggu) mereka jarang berada di tempat (*)