Home / Nusantara

Sabtu, 13 Juli 2024 - 11:55 WIB

Strategis Pemerintah Untuk Meraih Surplus Beras, Apakah Dengan Program Food Estate,Corporatf Farming Atau Rice Estate ?

Jakarta,-PERISTIWAINDONESIA.COM

Diprediksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2045 sekitar 320 juta jiwa, saat ini tahun 2024 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan 280 juta jiwa, kebutuhan beras per bulan untuk 280 jiwa adalah 2,6 juta ton beras. Pertanyaan sekarang adalah berapa kebutuhan beras tahun 2045 dengan jumlah penduduk Indonesia diperkirakan 320 juta jiwa ?

Di sisi lain luas lahan sawah setiap tahun selalu berkurang karena dikonversi untuk berbagai macam kepentingan, seperti membangun infrastruktur jalan tol, daerah industri, perumahan, pertokoan dan juga bisa sebagai warisan yang dijual petani kepada pihak ketiga, sementara kebutuhan konsumsi beras per bulan selalu bertambah karena bertambah pula jumlah penduduk Indonesia. Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan sebuah upaya dan terobosan baru di bidang pertanian agar produksi beras bisa meningkat dengan tujuan agar kebutuhan konsumsi beras secara nasional juga bisa tercukupi.

Saat ini istilah Food Estate, Corporate Farming dan Rice Estate sering dijelaskan di media, bahkan Presiden, Menko Bidang Perekonomian, Menteri Pertanian, Menteri Pertahanan sudah membuat kebijakan dan mengunjungi daerah di Kalimantan Tengah yang dijadikan menjadi kawasan Food Estate.

*Apa sebenarnya arti dan tujuan dari program yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah seperti Food Estate, Corporate Farming dan Rice Estate ?*

Food Estate merupakan sebuah konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, peternakan di suatu kawasan yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Sedangkan Corporate Farming adalah bentuk kerjasama ekonomi dari sekelompok petani padi yang bertujuan membentuk sebuah usaha agribisnis melalui kerjasama pengelolaan lahan yang sehamparan. Penerapan Corporate Farming ditujukan agar ada pengelolaan lahan pertanian yang profesional. Bagi petani yang memiliki lahan terbatas dapat sinergi, bekerja sama dengan petani lainnya, lalu mengolah lahan mereka dalam pola manajemen yang lebih terstruktur.

Pengembangan Corporate Farming memiliki tujuan jangka panjang yaitu pemerintah ingin agar produksi beras nasional bisa meningkat, cita-cita swasembada beras bisa tercapai ke depannya dan mensejahterakan petani padi sehingga pemerintah perlu mewujudkan suatu usaha pertanian yang mandiri, berdaya saing dan berkesinambungan melalui pengelolaan lahan secara corporasi.

Program pemerintah lainnya adalah Rice Estate, sebuah strategi pengembangan sistem pertanian kususnya tanaman padi secara luas dengan full mekanis yang di dalamnya terdapat Rice Mill Unit, pabrik penggilingan beras mulai dari proses gabah hasil panen, pengeringan, proses gabah kering menjadi Brown Rice sampai kepada proses beras premium yang terintegrasi, ada peternakan dengan prinsip ekologis dan zero waste, limbah tanaman padi dan kotoran hewan sapi bisa dimanfaatkan menjadi food, feed, fertilizer dan fuel.

*Dari penjelasan di atas, strategi apakah yang efektif dilakukan agar import beras bisa diminimalisir agar tujuan pemerintah untuk meraih surplus beras bisa tercapai, apakah strategi Food Estate, Corporate Farming atau Rice Estate ?*

Pemerintah akan mengetahui hasilnya setelah mengimplementasikan program tersebut terlebih dahulu, fakta sejarah sudah mencatat bahwa program Food Estate dan Corporate Farming sudah pernah dilakukan, hasilnya kita sudah mengetahuinya bahwa tidak mudah mengimplementasikannya, hasilnya adalah sebuah kegagalan, sementara program Rice Estate belum pernah dilakukan oleh pemerintah.

Bicara pertanian tidak bisa dipisahkan dari bicara lahan dan jumlah pelaku tani. Mengapa program Food Estate dan Corporate Farning gagal ? Karena lahan pertanian sangat terbatas, harus mencetak sawah terlebih dahulu, memiliki irigasi tehnis, kedua faktor tersebut tidak mudah dilakukan oleh pemerintah, demikian juga dengan program Corporate Farming harus melibatkan lahan sawah milik petani padi. Selama lahan sawah tidak tersedia maka program Food Estate dan Corporate yang sudah dicanangkan oleh pemerintah akan sulit untuk berhasil.

Menurut saya potensi yang sangat besar adalah memanfaatkan lahan perkebunan, lahan tidur atau lahan kering yang dimiliki oleh pemerintah, jika potensi itu bisa diberdayakan maka program Rice Estate sangat efektif untuk dilakukan. Sistem pertanian skala luas bisa diciptakan, tehnologi dan mesin juga dengan mudah untuk dioperasikan termasuk membangun Rice Mill Unit dan peternakan sapi di dalamnya.

Sebenarnya menanam padi di lahan kering sudah dilakukan oleh leluhur kita dengan menanam padi di saat awal musim hujan seperti yang selama ini dilakukan oleh petani padi tadah hujan, bedanya adalah dalam hal varietas, tidak adanya genangan air, ditanam di hamparan lahan kering, benih padi langsung ditanam tanpa melakukan persemaian terlebih dahulu.

Konsep Rice Estate bisa berhasil asal dilakukan lahan hamparan lahan yang luas di lahan kering, jika program ini dilaksanakan maka 3 tahun ke depan bisa diprediksi pemerintah akan meraih surplus beras bahkan ada peluang bagi para pengusaha untuk berinvestasi mendirikan Rice Estate yang terintegrasi dengan pabrik penggilingan beras untuk industrinya.

Tim/Red

Share :

Baca Juga

Hukum

Temukan Sejumlah Kejanggalan Saat Penangkapan Tersangka Kasus Narkoba, Kuasa Hukum Praperadilankan Polres Halsel

Nusantara

PT. Indoferro Diduga Ada Dibalik Hilangnya Besi Tua di Pekayon Sitaan Bareskrim Polri.

Nusantara

Melalui Medan Street Art Festival Mural dan Graffiti 2022, Wali Kota Medan Dinilai Berhasil Memberikan Wadah Bagi Penggiat Seni Mural Kota Medan

Nusantara

Diikuti 11 Parpol, Syah Afandin Buka Bimtek Pemilu 2024

Daerah

Kades Air Belo dan Mayang Tinjau Batas Desa Guna Penentuan Wilker bersama PT.Timah dan Penertiban Tambang Ilegal di HGU PT.GSBL

Nusantara

Pertamina EP Pangkalan Susu Audiensi ke Syah Afandin

Nusantara

Bupati Bengkalis Buka MTQ Ke-19 Kecamatan Mandau

Nusantara

Warga Medan Antusias Olahraga Bersama di Ajang CFD