Home / Headline

Sabtu, 12 September 2020 - 11:52 WIB

ARAB Kesal Partai Golkar Abaikan Aspirasi Masyarakat Raja Ampat

Penulis : Sri Karyati

Raja Ampat, PERISTIWAINDONESIA.com |

Masyarakat Raja Ampat yang menamakan diri Aliansi Raja Ampat Bersatu (ARAB) menduduki sekretariat Partai Golkar Kabupaten Raja Ampat dan mengganti papan nama Partai Golkar sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap sistem demokrasi Pilkada 2020 di Raja Ampat.

ARAB menilai keadilan demokrasi telah terkubur di Raja Ampat, karena Parpol yang memiliki kursi DPRD memberikan dukungan hanya kepada Calon Tunggal.

Apalagi Partai Golkar seyogianya dapat mengusung Pasangan Calon sendiri karena memiliki 4 (Empat) kursi DPRD Raja Ampat. Oleh karena itu, massa ARAB mendatangi Sekretariat Partai Golkar mengarak spanduk dan berbagai pamplet yang bertuliskan tuntutan keadilan menduduki kantor partai berlambang pohon beringin tersebut.

Gerombolan ARAB ini langsung mengganti papan nama Sekretariat Golkar dengan spanduk bertuliskan Sekretariat Aliansi Raja Ampat Bersatu Provinsi Papua Barat.

Pengurus Aliansi Raja Ampat Bersatu, Otniel Mayor Amber, Jumat sore (11/9/2020) mengatakan bahwa aksi menduduki kantor Golkar ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap partai yang tidak memberikan kesempatan kepada anak-anak asli Raja Ampat menjadi calon kepala daerah pada Pilkada 2020.

Menurut Otniel, tanah dan bangunan kantor tersebut adalah milik partai Golkar, namun sistem yang dibangun tidak berpihak kepada anak-anak Raja Ampat sehingga aliansi mengambil alih gedung hingga partai dan pemerintah mengetahui adanya ketidakadilan di Raja Ampat.

“Aksi ini dilakukan agar menjadi perhatian serius partai politik dan pemerintah di pusat sehingga demokrasi di Raja Ampat berjalan dengan baik,” serunya.

Perwakilan pemuda Aliansi Raja Ampat Bersatu Yohan Sawiyai menyampaikan aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan masyarakat partai politik yang tidak memberikan ruang demokrasi bagi anak-anak Raja Ampat dalam Pilkada 2020.

“Kami menilai bahwa tidak ada pembelajaran politik yang baik oleh pemerintah daerah maupun partai-partai politik, khususnya buat masyarakat di kabupaten Raja Ampat,” tandasnya.

Salah seorang masyarakat kepada Awak Media mengaku sangat kecewa terhadap keputusan Parpol. Pasalnya, hak demokrasi warga telah dikubur hidup-hidup.

“Masa sih Partai Politik tidak melihat situasi di Kabupaten Raja Ampat ini? Petahana disini kayaknya takut berhadapan dengan calon lainnya sehingga memborong semua partai politik. Padahal anggaran biaya Pilkada sangat besar dan terbuang begitu saja karena hanya diikuti satu calon tunggal,” sesalnya (*)

Share :

Baca Juga

Headline

LSM BERKORDINASI Temukan Marak Kasus Penyalahgunaan Izin Pertambangan Batubara di Kalimantan Timur

Headline

Persiapan Penggalangan Dana Untuk Palestina REC Kembali Turun Kelapangan Bekerjasama dengan Lazismu dan Mahasiswa UIN

Headline

Hotel, RS, Kantor Gubernur Dan Gedung-gedung Roboh di Sulbar. Jokowi Perintahkan Langkah Tanggap Darurat

Headline

Diduga Kendaraan Modifikasi Pengangkut BBM Bersubsidi Milik Aparat, LSM Minta APH Tertibkan Aktifitas Penyalahgunaan BBM Bersubsidi di Jalan pasar Parung Waru Kabupaten Bogor

Headline

HTW Laporkan Kasus Dugaan Perdagangan Manusia Ke Polisi Di Raja Malaysia

Headline

Tanggapi Laporan Prof Yusuf Leonard Henuk MRur Sc PhD Terkait Gelar “Drs” Nikson Nababan, Mendagri Surati Gubsu

Headline

SBSI 1992 Kabupaten Subang Bangga Atas Kepemimpinan Kapolres AKBP Sumarni

Headline

Tokoh Agama Minta Pemerintah Pusat Jangan Angkat Pejabat Bupati dari Kelompok Lukas Enembe