Sibolga, peristiwaindonesia.com
Nelayan tradisional di pinggiran pantai barat sumatra utara mengeluh akibat marak kapal Trwal beroperasi di zona tangkapan mereka, selain kapal penangkap ikan yang menggunakan bahan peledak, atau Bom juga marak beroperasi sehingga pendapatan nelayan kecil drastis menurun.
Nelayan kecil ini mengharap kan tindakan dari aparat terkait, yaitu. Angkatan laut, Sat Airud dan dari PSDKP yang berkantor di pelabuhan PPN sibolga.
Para nelayan sangat mengharapkan tindakan tegas untuk menertibkan keberadaan pukat Trwal dan kapal bom oleh aparat terkait.
salah seorang Nelayan kecil Baringin Sigalingging mengatakan, “kami selaku nelayan kecil sangat berharap kepada penegak hukum untuk bertidak menertibkan keberadaan pukat Trwal yang beroperasi di zona tangkapan kami”, akibat keserakahan mereka pendapatan nelayan seperti kami menurun. Mereka ada zona tangkapan sendiri yaitu 14 mil dari bibir pantai, tapi saat ini mereka malah beroperasi sampai dekat dengan bibir pantai, sehingga alat tanggkap kami yang kami pasang rusak oleh ulah mereka.
Ditempat terpisa Moan sinambela sebagai nelayan kecil. Saya sangat mengharapkan tindakan tegas dari PSDKP yang berkantor di pelabuhan perikanan nusantara pondok batu, mereka tugasnya melakukan pengwasan tapi apa yang di awasi.?. kami lihat KM HIU 12 yang di datangkan dari jakarta dari kementerian kelautan dan perikanan, fungsi nya itu kan patroli dilaut mengawasi kapal illegal fhising dan kapal bom ikan.
Tapi kita lihat KM HIU 12 sebagai kapal pengawas malah sudah dua bulan bersandar di dermaga pelabuhan Perikanan nusantara di pondok batu, kenapa KAPAL pengwas tersebut tidur panjang.
Dalam waktu dekat Sinambela mengatakan, “kami akan mendesak HNSI untuk menyurati kementrian kelautan perikanan di jakarta, agar kementerian memerintahkan PSDKP sibolga agar memberdayakan KM HIU 12 untuk patroli dilaut menertibkan pelaku illegal fhising sesuai fungsinya.
Dan dalam waktu dekat kami nelayan kecil akan melakukan unjuk rasa ke kantor PSDKP di pondok batu untuk mendesak mereka agar melakukan patroli di laut serta menertibkan pelaku illegal fhising.
Kepala kantor PSDKP yang disebut bermarga Siregar ketika hendak dikonfirmasi tentang keluhan nelayan kecil tersebut ” sudah lima kali wartawan ke kantornya pagi siang sore, tapi tidak pernah dapat di temui di ruang kerjanya.
Sahiluddin