Home / Headline

Kamis, 29 Agustus 2024 - 20:49 WIB

Dinamika Pencalonan Airin di Banten,” GRC Approach

Valentino Barus bersama Ir. Jerry Marmen, Ph.D (Ketua Lembaga Sertifikasi GRC, Pemerhati Sosial Politik).

Banten,PERISTIWAINDONESIA.COM

Geliat penentuan calon Gubernur di Provinsi Banten sejak beberapa bulan terakhir berlangsung dinamis dan banyak mengundang tanya.

Andra Soni yang masih muda, relatif kurang dikenal dan semula tidak begitu diperhitungkan tiba-tiba muncul sebagai calon kuat, karena seluruh partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus merapat dan ‘sepakat’ memilih tokoh ini.

Banten selama ini dikenal sebagai salah satu provinsi basis kuning (Partai Golkar). Tokoh masyarakat Banten, Ratu Atut beserta keluarga besarnya – juga dikenal sebagai keluarga jawara – yang dicintai dan disegani di daerah ini, sudah sejak lama membangun jaringan keterlibatan mereka di masyarakat melalui Partai Golkar. Salah satu anggota keluarga ini, Airin Rachmi Diany (Airin) telah dipersiapkan untuk maju pada Pilgub Banten 2024.

Sesungguhnya Partai Golkar secara internal juga telah mempersiapkan kader andalannya untuk maju pada Pilgub Banten. Airin salah satunya yang terdepan. Airin memang telah menunjukkan kerja dan kinerjanya sebagai Bupati Tangsel. Selama dua periode memimpin daerah ini, Airin telah menjadi tokoh yang tidak saja dikenal tetapi juga memiliki pengikut yang luas melewati batas wilayah kabupatennya.

Ketokohan Airin di partai juga terlihat dari kepercayaan yang diberikan padanya sebagai Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG).

Besarnya pengaruh dan popularitas Airin beserta keluarga besarnya mengakibatkan Koalisi Indonesia Maju, memberi tugas khusus kepada Airin untuk bertanggungjawab dalam pemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres yang baru lalu.

kalau kondisinya memang demikian, lalu kenapa Airin yang sudah dipersiapkan sejak lama dan juga berhasil mengemban tugas memenangkan pasangan Prabowo-Gibran harus disisihkah dari pencalonan pada pemilihan gubernur.

*No easy choice*

Dalam politik dikenal istilah ‘Politics is the art of the possible’. Politik adalah seni tentang segala kemungkinan. Suatu hal yang telah dirancang lama, disusun rapi, dikerjakan secara serius dengan mengorbankan tenaga pikiran dan dana, bisa saja berubah dalam waktu sekejap.

Airin yang telah mempersiapkan diri sejak lama harus menerima kenyataan ketika partainya, Partai Golkar – dengan pertimbangan dan lobby tertentu – menjatuhkan pilihannya kepada Andra Soni.

*Keputusan MK buyarkan skenario*

Ketokohan dan ‘magnit’ Airin serta daya dukung keluarga besarnya ternyata sulit diabaikan oleh partai-partai politik. Hal itu kelihatannya menjadi pertimbangan kuat PDI-P untuk mengusung Airin sebagai calon gubernur, meski harus menempatkan kadernya sendiri sebagai calon wakil gubernur.

Keputusan MK no.60/PUU-XXII/2024 yang menurunkan treshold pencalonan di pilkada hanya sebesar syarat untuk calon independen, memungkinkan PDI-P sendiri bisa mengajukan calonnya, tampa berkoalisi dengan partai lain.

*Perubahan sikap Partai Golkar dan pertimbangan GRC*

Politik erat dan lekat dengan pertimbangan kepentingan. Kesediaan PDI-P untuk mengusung Airin, tokoh yang sejak lama kental lekat sebagai kader Golkar tentu bukanlah bersifat emosional. PDI-P tentu sudah mempertimbangkan matang risk and return dari pilihan sikapnya.

Perubahan sikap Partai Golkar di momen-momen injuri time bisa dilihat dari beberapa faktor. Keputusan MK tentu menjadi faktor penentu utama. Selanjutnya sikap PDI-P juga menjadi faktor yang lain. Bagi Partai Golkar mengusung tokoh lain selain Airin – tampa memberi kompensasi yang setimpal kepada Airin- berpotensi menangguk kepahitan berganda. Diantaranya; kehilangan kader andal yang pdlt-nya telah teruji, kehilangan kader-kader loyalis Airin dan keluarga besarnya, menumbuhkan keraguan besar di internal partai betapa perjuangan dan prestasi bisa berbanding terbalik dalam sekejap, menurunkan moral kejuangan kader, dan merosotnya performance dan aproval rating partai, dan minim pemilih pada Pemilu berikut.

Hal-hal inilah antara lain yang menjadi kalkulasi politik mendalam DPP Partai Golkar sehingga akhirnya memberikan dukungan penuh pada pencalonan Airin.

Setiap pilihan senantiasa membawa juga sisi resiko, disinilah dituntut kecermatan para pemimpin. Di tengah situasi dan kondisi “no easy choice”, decision maker partai dituntut untuk senantiasa jeli, teguh disiplin menerapkan kaidah-kaidah GRC. (Tim/Red)

Share :

Baca Juga

Headline

Kelola Dana 1,2 M, SMA Negeri 1 Silimakuta Terkesan Tak Terawat

Headline

LMA Ajak Pemerintah Tinjau Ulang Label Teroris Untuk Papua

Daerah

DPW PWMOI Riau Lakukan Reshuffle Kepengurusan Untuk Kemajuan Organisasi, Siap Untuk Rakerwil

Headline

Cegah Barang Ilegal, Personel Yonarmed 19/105 Trk Bogani Laksanakan Pemeriksaan Rutin Terhadap Warga Yang Melintas

Headline

Airlangga Sebut Pengemudi Ojol Sebagai Pahlawan

Headline

Sungai Cinendang Singkil Meluap, Sejumlah Desa Direndam Banjir

Headline

Tumpal Hutabarat Adakan Reses Masa Persidangan Ke III Tahun 2023 Di Kelurahan Kandis Kota

Bisnis

KOPITU Sukses Menyongsong HUT Persahabatan Korea Selatan dan Indonesia ke 50 dengan Rentetan MoU