Penulis: Agus Susanto
Sleman, PERISTIWAINDONESIA.com |
Di masa pandemi yang menakutkan di tahun 2020, yang memporak porandakan ekonomi dan membuat daya beli masyarakat turun.
Pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Kabupaten Sleman di bawah besutan ibu Atik dan kawan-kawan memberikan solusi untuk mengatasinya dengan mengadakan Pameran UMKM Sleman Bangkit di Sleman City Hall.
Kepengurusan yang baru seumur jagung itu sudah membuat terobosan melaksanakan program pameran yang di selenggarakan di Sleman City Hall (SCH) dimulai tanggal 25 Desember sampai tanggal 3 Januari 2021.
“Pameran ini telah menyedot ribuan pengunjung, meskipun pameran ini belum selesai, namun tetap memperhatikan Protokol kesehatan,” kata Atik, Kamis (31/12/2020).
Tujuan pameran ini untuk memperkenalkan produk UMKM dan menerima semua pelaku UMKM yang belum pernah pameran di Mall.
Apalagi ada liburan Natal dan Tahun baru yang akan banyak pengunjung Mall di Sleman.
Setidaknya dua tujuan HIPPI mengadakan pameran ini :
Pertama, sebagai Promosi barang dan jasa.
Setidaknya masyarakat tahu ada yang jual kripik singkong, ice cream telo, jasa rias manten, jasa foto produk dan jasa therapi dengan bio elektrik, bahkan ada produk yang siap eksport, namun masih terkendala pandemi Covid sehingga belum bisa di eksport.
Kedua, sebagai sarana Konsolidasi.
Selain konsolidasi ke dalam dengan memberikan edukasi, juga keluar mengadakan audiensi agar bisa bersinergi antara Pemerintah dan bidang UMKM dan ekonomi kreatif.
“Setiap hari di pameran kita mendatangkan coach, misalnya mereka yang sudah ahli di bidangnya seperti Produksi, Penjualan, Keuangan, Perijinan dll,” beber Atik.
Menurut Atik, masih banyak kendala yang harus di hadapi di UMKM. Misalnya, soal pemasaran dan packaging yang menarik.
“Mereka masih lemah dalam pencatatan keluar masuk barang. Kendala ini malah membuat kepengurusan DPC HIPPI Sleman semakin terpacu untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM, dengan mengedukasi mereka membuat catatan untuk berlatih disiplin dalam berwira usaha dan jangan malu bertanya kepada mereka yang lebih ahli dengan falsafah tidak ada yang tidak bisa di selesaikan selama masih bisa di lihat dan di dengar,” ungkap Atik.
Disela-sela kesibukannya, ibu Atik masih sempat berpesan kelak kalau memiliki anak, maka ajarkan mereka kemandirian. Anak akan terlatih dan menjadi Percaya diri dalam mengambil keputusan serta jangan pernah takut gagal kalau belum dicoba.
Bagi mereka yang baru memulai usaha, siapapun orangnya, maka lakukanlah usaha yang terbaik dengan tetap mencoba, dan hasilnya serahkan kepada Allah.
“Kita tidak pernah tahu kalau gagal dan berhasil, beberapa pelaku bisnis mencoba 5 kali, berhasil 1 kali yang 4 gagal, itu hal biasa,” tandasnya (*)