Penulis: Arny Hisage
Jayapura, PERISTIWAINDONESIA.com |
Ketua Pengelola objek wisata Kampung Yoboi Distrik Sentani Kabupaten Jayapura Propinsi Papua Billy Tokoro memastikan Pengunjung dari berbagai mancanegara akan hadir dalam acara Festival Ulat Sagu 2022.
Diantaranya dari negara Arab, Malaysia, Jepang dan Amerika Serikat beserta sejumlah negara lainnya.
Hal itu disampaikannya pada saat acara hunting bersama foto dan video pencarian Ulat Sagu di kampung Yoboi, Sabtu (08/10/2022).
Ketua pengelola objek wisata kampung Yoboi, Billy Tokoro mengatakan bahwa Festival Ulat Sagu berlangsung pada 25-27 Oktober 2022.
Event ini dimanfaatkan warga dengan menjual ulat sagu, papeda, ikan dan aneka kerajinan tangan (Kuliner).
“Festival ini bertepatan dengan Kongres Masyarakat Adat guna memperingatinya di Tanah Tabi. Jadi ini hanya untuk meramaikan saja,” kata Billy Tokoro.
Billy juga menyampaikan bahwa para pengunjung yang akan datang bisa melihat bagaimana caranya proses pengolahan Sagu di kampung Yoboi, karena masyarakat disini hidup dari hutan Sagu.
“Dia mengambil tanpa merusak, tanpa mengambil yang berlebihan dari hutan. Diambil secukupnya saja sesuai dengan kebutuhan dan itu bernilai ekonomis,” jelasnya.
Lanjut Billy, Festival ulat Sagu ini dibuka untuk umum dan nasional. Sehingga masyarakat bisa datang dan menyaksikan bagaimana caranya pengelolaan Sagu dengan pencarian ulat sagu di kampung Yoboi.
“Datang bukan hanya sekedar foto dan video semata, tetapi bisa membantu masyarakat dengan hasil hutan yang dimiliki,” bebernya.
Menurutnya, setelah adanya banjir pandang kampung ini belum direhab secara baik, sehingga rencananya akan disiapkan karcis masuk pada acara yang akan berlangsung nantinya.
“Melalui karcis itu nantinya kami akan bisa membangun kampung dan melengkapi kebutuhan secara mandiri. Dan melalui festival yang lalu kita bisa membangun lapangan bernilai ratusan juta rupiah. Ujungnya kita dapat ranking satu,” tutur Billy Tokoro.
Ia berharap masyarakat bisa datang dan melihat, karena ini untuk mengedukasi juga, terutama generasi muda Papua, bahwa hutan Sagu itu penting.
Selain itu, juga bisa untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memanfaatkannya sebagai pendulang ekonomi keluarga (*)