Penulis: Paulus Witomo
Jakarta, PERISTIWAINDONESIA.com |
Mantan Asisten I Staf Khusus Presiden Yb Panus Jingga MT mengingatkan pemerintah pusat agar mewaspadai oknum tokoh agama yang selama ini ditengarai sebagai pemecah belah kerukunan masyarakat di Kabupaten Tolikara.
Hal ini disampaikan Yb Panus Jingga MT, Kamis (13/10/2022) di Jakarta.
“Kita harus belajar dari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tolikara pada tahun 2017 lalu, saat terjadi perselisihan antara Jhon Tabo melawan Usman G Wanimbo, sosok tokoh agama Pdt Lipius Biniluk datang ke Jakarta untuk menghadap Presiden Jokowi. Mengetahui intervensi Lipius Biniluk saat itu menyulut emosi masyarakat pendukung Jhon Tabo sehingga menimbulkan kegaduhan di Tolikara dan di Jakarta,” kata Ketua Umum relawan Doakan Jokowi Menang (DJM) Satu Kali Lagi ini.
Dikatakannya, tampaknya Lipius Biniluk kembali ingin mengulangi peranannya seperti pada Pilkada tahun 2017 lalu, diduga yang bersangkutan memakai cara dan pola yang sama untuk memecah belah masyarakat di kabupaten Tolikara.
“Saya ingin menyampaikan kepada bapak Presiden dan instansi terkait supaya jangan mendengarkan laporan yang tidak benar dari orang ini, karena masyarakat Tolikara pernah terluka akibat ulahnya,” katanya.
Lebih lanjut Yb Panus Jingga mengingatkan agar pemerintah berhati-hati dalam mencermati laporan Lipius Biniluk, sehingga kasus lama jangan sampai terulang kembali, dimana seorang tokoh agama Pdt Lipius Biniluk dipukul sekelompok massa diparkiran Istana Negara lantaran diduga ikut campur urusan suara calon Bupati Tolikara.
“Setelah tiga hari, massa yang memukul Pendeta Lipius Biniluk tersebut mendatangi Kantor Kementerian Dalam Negeri dan melakukan keributan di gedung pemerintah tersebut. Kenekatan massa menunjukkan kekecewaan yang luar biasa atas dugaan keterlibatan Pdt Lipius Biniluk sebagai kaki tangan Lukas Enembe pada saat itu,” kata Ketua Umum Perkumpulan Indonesia Bersatu Tiga Pilar ini.
Dikatakannya, sekarang ini masyarakat Tolikara sedang mempertanyakan kapasitas Lipius Biniluk atas keterlibatannya ke dalam pusaran politik praktis.
“Apakah Lipius Biniluk masih seorang hamba Tuhan atau sudah beralih menjadi politikus? Karena itu, status kependetaan Lipius Biniluk ini sangat penting untuk dikaji pimpinan gereja tempatnya melayani. Apakah statusnya masih Pendeta atau kah sudah anggota Partai Politik,” tandasnya (*)