Penulis: Japar Sidik
Gayo Lues, PERISTIWAINDONESIA.com |
Kalangan petani di Kecamatan Blangpegayon Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh, mengharapkan pemerintah setempat membangun saluran irigasi agar sawah mereka terairi.
Pasalnya, Petani di daerah kawasan tersebut selama ini kekurangan Air. Akibatnya sebagian petani di desa itu terpaksa beralih ke tanaman Palawija.
Sebelumnya, sumber air yang selama ini mereka miliki sebagian sudah digunakan sebagai sumber air bersih.
Salah seorang petani setempat Abdul Salam, Kamis (02/01/2023) mengatakan akibat tidak adanya saluran irigasi, ketersedian air menjadi terbatas untuk mengairi persawahan mereka.
Selain itu, permasalahan lain adalah rebutan air.
“Kami turun ke sawah hanya saat musim hujan. Jika pada musim kemarau tidak ada air, kami beralih ke tanaman Palawija. Jadi alangkah baiknya pemerintah daerah bisa membangun irigasi permanen,” ucapnya.
Dampak saluran irigasi yang belum permanen, menurutnya bisa dengan mudah ditutup atau dibuka agar bisa mengalir ke sawah.
Acap kali, katanya, sesama Petani sering terjadi perselisihan karena memperebutkan air.
Diceritakannya, selama ini untuk bercocok tanam padi mereka mengandalkan air hujan, karena air yang ada sangat minim khususnya di musim kemarau.
Dampaknya hasil produksi padi menjadi menurun.
Padahal sebelumnya masyarakat memilki stok beras yang berlimpah, karena dalam setahun kalangan Petani bisa menanam padi dua kali dalam satu tahun.
Untuk tanaman Palawija bukanya tidak menguntungkan, tetapi harga Palawija seperti gelombang air laut, kadang naik dan kadang turun.
“Tentu ini sangat merugikan, karena untuk modal saja sampai tidak terbayarkan apalagi untuk beli beras,” terangnya.
Hal senada diutarakan Geuchik (Kades) setempat.
Dikatakannya, ketiadaan irigasi permanen menyulitkan para Petani.
Jika air menggenangi persawahan maka bisa gagal panen. Masalah tersebut merupakan tantangan besar yang dihadapi kalangan petani di desanya.
Beliau berharap agar Pemda setempat bisa membangun bendungan dengan teknologi yang baik, agar sumber air bisa dibagi rata, baik untuk keperluan air bersih masyarakat maupun sebagai sumber kehidupan bagi petani padi.
Camat Blangpegayon Ramli SPd membenarkan keluhan warganya.
Menurutnya, lebih dari 70 persen desa di Kecamatannya mengalami kekurangan air. Karena adanya kerusakan Intek bendungan yang berada di sungai desa Tertinggi. Kerusakan terjadi akibat banjir bandang yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
“Kita sudah laporkan kepada Bupati dan juga kepada dinas PU Pengairan, namun sampai saat ini belum juga ada perbaikan. Kami sangat berharap agar dinas terkait bisa melakukan perbaikan karena irigasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuhnya (*)