Home / Headline / Hukum

Sabtu, 29 Agustus 2020 - 14:15 WIB

DPP LSM BERKORDINASI Ingatkan Penegak Hukum Patuhi Perintah Presiden “Tidak Peras Pengusaha, Eksekutif Dan Masyarakat”

Penulis : Marjuddin Waruwu

Jakarta, PERISTIWAINDONESIA.com |

Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Swadaya Masyarakat Pemberantasan Korupsi Perjudian Narkoba dan Sindikat Mafia (DPP LSM BERKORDINASI) mengingatkan aparat penegak hukum supaya mematuhi perintah langsung Presiden Joko Widodo untuk tidak memeras pengusaha, eksekutif dan masyarakat.

Hal ini disampaikan Ketua Umum DPP LSM BERKORDINASI Abednego Panjaitan, Sabtu (29/08/2020) di Jakarta.

Menurutnya, salah satu tujuan dibentuknya lembaga ini adalah untuk membantu pemerintah mengatasi kejahatan di Tanah Air.

Disampaikan, mengutip istilah Presiden Jokowi, setiap aparat penegak hukum yang melakukan tindakan pemerasan kepada pengusaha, eksekutif dan masyarakat, maka akan menjadi musuh bersama.

Oleh karena itu, Abednego Panjaitan menginstruksikan kepada seluruh jajaran pengurus dan anggota LSM BERKORDINASI di seluruh Indonesia agar mengawal secara ketat instruksi Presiden ini.

“Setiap aparat penegak hukum yang melakukan pemerasan kepada pengusaha, eksekutif dan masyarakat agar dilaporkan langsung kepada Presiden, sehingga pelaku pemeras tersebut dapat dihukum setimpal dengan perbuatannya. Sebaliknya, apabila menemukan aparat Penegak Hukum yang baik dan jujur, maka lembaga ini harus yang terdepan untuk memberikan reward (penghargaan),” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memperingatkan aparat penegak hukum supaya tidak memeras pengusaha, eksekutif dan masyarakat, karena dapat dikualifikasi sebagai musuh negara.

“Saya peringatkan aparat penegak hukum dan pengawas yang melakukan pemerasan seperti itu adalah musuh kita semua, musuh negara, saya tidak akan memberikan toleransi kepada siapapun yang melakukan pelanggaran ini,” kata Presiden Jokowi melalui “video conference” dalam pembukaan Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) yang diselenggarakan KPK di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (26/8/2020).

Dikatakan Jokowi, penyalahgunaan regulasi untuk menakut-nakuti dan memeras inilah yang membahayakan pembangunan nasional, yang seharusnya bisa dilakukan cepat dan mudah, tetapi kemudian menjadi lamban dan bahkan tidak bergerak karena ketakutan-ketakutan itu.

Presiden Jokowi mengakui masih ada regulasi yang tumpang tindih sehingga menjadi celah bagi aparat penegak hukum untuk menakut-nakuti maupun memeras masyarakat.

“Tapi saya peringatkan sebagai penegak hukum dan pengawas, ini saya sudah sampaikan berkali-kali, jangan pernah memanfaatkan hukum yang tidak sinkron ini, yang belum sinkron ini untuk menakut-nakuti (pihak) eksekutif, untuk menakut-nakuti pengusaha dan masyarakat,” timpal Jokowi.

Presiden berjanji akan terus melakukan sinkronisasi regulasi ini secara berkelanjutan.

“Jika bapak ibu menemukan regulasi tidak sinkron, tidak sesuai konteks saat ini berikan masukan ke saya. Namun dengan catatan, celah aturan itu tidak dimanfaatkan oleh aparat penegak hukum,” ujar Presiden (*)

Share :

Baca Juga

Headline

Prof Dr Muchtar Pakpahan: “Dipenjara Lebih Terhormat Daripada Takut Bicara Akan Mati Sebagai Pecundang”

Hukum

Tak Terima Jadi Tersangka, Bupati Sidoarjo Gugat KPK ke PN Jakarta Selatan.

Headline

Ormas Indonesia Bersatu Tiga Pilar Kalbar Dukung Menantu Wapres Jadi Menteri

Headline

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Luncurkan Pelayanan Medical Tourism

Headline

LMA Apresiasi Kekompakan Tokoh Adat, Agama dan Pemerintah Selesaikan Konflik Perang Suku di Papua

Headline

KLB Demokrat Sumut Tetapkan Moeldoko Jadi Ketua Umum Dan Marzuki Alie Ketua Dewan Pembina

Headline

Pengusaha Meubel Tuding PLN Sewenang-wenang, Pemadaman Listrik Tanpa Pemberitahuan

Hukum

Ketua Presidium FPII Tunjuk Gerai Hukum Art & Rekan Selesaikan Kasus Sengketa Lahan RSU Pasar Minggu