Home / Headline

Kamis, 6 Mei 2021 - 16:13 WIB

Konflik di Papua Terus Terjadi, Presiden Jokowi Dinilai Salah Memposisikan Pejabat

Sekretaris Lembaga Masyarakat Adat Memberamo Raya Neddy Randall

Sekretaris Lembaga Masyarakat Adat Memberamo Raya Neddy Randall

Penulis: Sri Karyati

Papua, PERISTIWAINDONESIA.com |

Pemerintahan Presiden Jokowi dinilai salah memposisikan Pejabat Negara dalam Kabinet Indonesia Maju, sehingga belakangan ini kerap terjadi konflik di Tanah Papua.

Hal ini disampaikan Sekretaris Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kabupaten Memberamo Raya Neddy Randall, Kamis (6/5/2021) kepada redaksi PERISTIWAINDONESIA.com.

Menurutnya, Orang Asli Papua (OAP) yang sekarang ini mengisi jabatan di Pemerintahan Jokowi sesungguhnya tidak mengerti kondisi Papua.

“Sebenarnya menurut pengamatan saya, ada langkah yang salah. Salah kaprah atau salah memposisikan oknum pejabat Papua pada pemerintahan sekarang ini. Sebenarnya Pejabat yang diangkat sekarang ini tidak mengerti apa kebutuhan dan apa sikon politik di Papua saat ini,” ujar Neddy Randall.

Dikatakannya, periode pertama Pemerintahan Jokowi kondisi Papua terbilang cukup aman karena posisi Staf Khusus Presiden diberikan kepada orang yang tepat.

“Dalam pengamatan saya bahwa periode 5 tahun pertama tim kerja Jokowi ada Staf Khusus Presiden yaitu Bapak Lenis Kogoya, yang punya kemampuan lebih dan dapat meredam semua gejolak agresi politik anti NKRI, yang saat itu hampir 5 tahun tak terdengar aksinya,” terangnya.

Bahkan beberapa kasus besar di Ilaga, di Puncak, di Timika dan Wamena semuanya dapat dinegosiasikan Lenis Kogoya dengan aman dan terkendali.

“Itu semua masalahnya dapat beliau selesaikan, karena beliau murni dari orang adat,” timpalnya.

Tetapi saat ini, kata Neddy Randall, setelah memasuki tahap II kepemimpinan Jokowi, Lenis Kogoya yang sudah banyak makan asam garam di Papau malah digantikan posisinya.

“Orang yang menggantikan pak Lenis Kogoya sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan negosiasi atau menyelesaikan semua persoalan di Papua, khususnya di daerah pedalaman,” tandasnya.

Neddy Randall mengaku sangat kecewa melihat kondisi sekarang ini.

“Percuma saja Staf Khusus Presiden diangkat oleh bapak Jokowi tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan mediasi atau melakukan pemantauan ke arah penyelesaian konflik,” sesalnya.

Apalagi saat ini selalu terjadi konflik, dimana secara sporadis dilakukan oleh KKB OPM.

“Dimana kaum milenial asal Papua, yang selalu dibangga-banggakan pak Jokowi pada waktu mengangkat mereka. Mampukah mereka menyelesaikan KKB OPM? Dimana Klaus Rumayomi Staf Ahli Presiden yang membidangi urusan Papua? Dimana Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar? Makanya pemerintah dalam merekrut petinggi negara itu harus melihat bibit, bebet dan bobot,” ketusnya.

Menurut Neddy Randall, hanya sosok Lenis Kogoya saja yang bisa menyelesaikan semua masalah yang terjadi seperti sekarang ini.

Diingatkannya, pemerintah harus jeli melihat ini dan hati-hati dalam mengurus Bumi Cenderawasih.

“Jangan sembarangan main bongkar pasang. Oknum yang mampu bekerja, malahan digeser. Lalu di masukkan orang yang sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk bekerja. Mohon pemerintah mengkaji ulang keputusan yang dibuatnya,” tutupnya (*)

Share :

Baca Juga

Headline

Tuntutan LMA 8 KABUPATEN PROVINSI PAPUA PENGUNUNGAN Kepada MPR PROVINSI PAPUA PEGUNUNGAN

Headline

Ketua DPD SBSI 1992 Provinsi Nusa Tenggara Barat Silaturahmi ke Kesbangpol

Headline

Tak Bisa Mendaftar NIB, Ratusan e-KTP Warga Padangsidimpuan Terblokir

Headline

RAY NACHE CALEG NOMOR 6 SIAP BERTARUNG MERAIH SIMPATI MASYARAKAT

Headline

Ketua dan Sekretaris DPC SBSI 1992 Kabupaten Kubu Raya Dipanggil Polisi Usai Demo Tuntut Penghapusan Upah Murah

Headline

Terang-Terangan Judi Togel di Warkop Pasar Sungai Durian Sintang, Harap APH Bertindak

Daerah

Polres Sibolga Ops Ketupat Toba 2024, Hari Pertama Masih Sepi

Headline

Bantu Pemerintah Wujudkan Program Ketahanan Pangan, KOPITU DIY Perbanyak Mitra Binaan Bidang Agrobisnis Pertanian Modern