Penulis : Suradi Dede
LAMSEL, PERISTIWAINDONESIA.com |
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) mendapatkan program kegiatan pengembangan 1.000 ekor sapi dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI).
Hal ini dikatakan Kepala Disnakkeswan Lamsel Arsyad, Jumat (2/10/2020). Menurut Arsyad, Kabupaten Lampung Selatan menjadi daerah satu-satunya di pulau Sumatera yang mendapatkan program kegiatan pengembangan 1.000 ekor sapi dari Kementan RI.
Tak hanya itu, kelompok penerima bantuan juga akan dibangunkan kandang serta diberikan pakan selama tiga bulan.
Lebih lanjut dijelaskan, pogram pengembangan 1.000 ekor sapi itu akan diberikan kepada 5 kelompok peternakan di Lima desa di Kecamatan Tanjungsari, Lampung Selatan.
Dia menambahkan kelompok-kelompok yang menerima manfaat itu meliputi kelompok Barokah Jaya di Desa Wonodadi, kelompok Bumi Asih Sejahtera di Desa Wawasan, kelompok Sukamaju II di Desa Purwodadi, kelompok Sumber Rejeki di Desa Bangun Sari dan kelompok Sudi Makmur III di Desa Sumber Mukti.
“Dari total 1.000 ekor sapi dalam program itu, masing-masing desa mendapatkan 200 ekor sapi,” jelasnya.
Arsyad mengungkapkan kenapa Kecamatan Tanjungsari dipercaya mendapatkan program 1.000 ekor sapi tersebut. Hal itu karena KPT Maju Sejahtera di daerah tersebut, dianggap sukses menjalankan kerjasama dengan lembaga non pemerintah dari Australia yakni Indonesia-Australia Cattle Breeding (IACB).
“Salah satunya, menjadi pilot project,” ungkapnya.
Arsyad juga mengatakan, 1.000 ekor sapi itu terbagi dari 500 ekor sapi betina dan 500 ekor jantan. Tujuannya, agar tumbuh kawasan klaster peternakan. Sehingga, dapat mewujudkan penambahan populasi sapi di Indonesia.
“Jadi, sapi betinanya dapat dikembangbiakkan dan sapi jantannya dilakukan pengembukan. Setelah itu, dapat dijual untuk perputaran ekonomi sebagai modal untuk pembelian bibit sapi kembali. Sehingga, dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sesuai slogan Disnakkeswan Lamsel yakni dari pada menjadi kuli di kota, lebih baik memelihara sapi di desa,” tegasnya (*)