Penulis: Marjuddin Nazwar
Jayawijaya, PERISTIWAINDONESIA.com |
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Dr Lenis Kogoya STh MHum meminta kepada masyarakat Jayawijaya, agar seluruh warga seperti pedagang dan angkot serta ojek untuk tidak beroperasi pada saat pelaksanaan Peringatan 1 Juni.
“Kita akan memperingati hari lahirnya Pancasila dan menyambut hari lahirnya Pancasila, Lembaga Masyarakat Adat akan melakukan atraksi di lapangan pendidikan Wamena,” terang Lenis Kogoya, Senin (30/5/2022).
Menurutnya, bersamaan dengan peringatan hari lahirnya Pancasila pihaknya akan melaksanakan musyawarah LMA, dan usai melakukan upacara akan dibacakan hasil musyawarah LMA dalam bentuk Deklarasi Damai Papua.
Oleh karena itu, kata Lenis, bagi warga yang tak menginginkan adanya perdamaian dan program pemerintah pusat melalui Pemekaran dan Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Propinsi Papua, untuk dapat menenangkan diri.
Untuk itu, lanjutnya, bagi yang tidak menerima atau berseberangan dengan program pemerintah diharapkan tidak mengganggu kegiatan ini sebab kegiatan ini juga bagian dari aspirasi masyarakat melalui LMA dan dilindungi Undang-undang.
Dikatakan Dr Lenis Kogoya STh MHum selama ini banyak yang berdemo menolak DOB dan lainnya, pihaknya tetap menghormati aspirasi tersebut.
“Nah, saat ini giliran kami LMA untuk menyampaikan aspirasi. Untuk itu, tolong kami jangan diganggu,” ungkapnya.
Lenis mengakui, untuk upacara dengan pakaian adat itu akan berlangsung lama dan akan dilanjutkan dengan deklarasi hasil musyawarah termasuk melakukan atraksi budaya membawa alat tajam tradisional.
“Jadi kami usulkan kepada pihak keamanan untuk sementara waktu menyetop kendaraan dan aktifitas masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas. Contohnya kios-kios agar dihimbau tutup dulu, kalau mau dijalankan pun tidak apa-apa, cuma kami minta tutup sementara,” bebernya.
Dia juga menghimbau agar masyarakat tidak lalu lalang di jalan, karena massa deklarasi Damai Papua akan memasuki lapangan pendidikan dan ribuan massa akan membawa panah dalam atraksi Perdamaian. Dipastikannya, bahwa massa yang sudah dipersiapkan jumlahnya cukup besar.
“Kalau ada yang mengganggu atau main kekerasan, maka tempatnya telah saya siapkan di kali Uwe Distrik Wouma bagian atas, kalau mau perang disana, di kota tidak boleh ada perang,” tegasnya.
Lenis memastikan akan menindak tegas apabila ada yang mengganggu, pastinya ia akan ditahan dan dikurung bersama ular.
“Artinya, kalau mengganggu sama saja bunuh diri,” tandasnya (*)