China – Peristiwaindonesia.com
Pembangunan pariwisata sebagai sumber devisa jangan justru merusak kekayaan alam dan budaya. Apalagi merusak peradaban baik dan semangat pluralisme yang telah diwariskan leluhur suatu bangsa. Demikian laporan Putu Suasta dari Peking, RRC (13/10/’25)
Budayawan Putu Suasta dan Dr. Wayan Sayoga diundang sebagai pembicara pada Diskusi peradaban dan pluralisme kebudayaan di Peking University, China pada 10 – 15 Oktober. Diskusi ini dihadiri oleh para budayawan dan pemerhati pariwisata dan LSM dari berbagai negara di Asia. Tentunya inti dan semangat dari pertemuan itu adalah bagaimana agar warisan baik peradaban yang diwariskan para leluhur berbagai bangsa di masa lalu, dapat terus dijaga, dinikmati, dipelajari dan dinikmati oleh generasi sekarang untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
“Jangan sampai pembangunan massive di sektor pariwisata dan persentuhan intens dengan berbagai budaya baru justru menggerus apalagi melenyapkan budaya dan peradaban suatu masyarakat” tegas Putu Suasta. Kita menyaksikan betapa berbagai masyarakat yang lalai memanfaatkan potensi pariwisatanya secara berkelanjutan justru mengakibatkan penderitaan dan menghadapi masa suram peradabannya, lanjut Putu.
Dr. Wayan Sayoga melanjutkan bahwa sesungguhnya dengan tata kelola yang baik, kekayaan kebudayaan dan peradaban masa lalu dapat dirawat dan dijaga secara berkesinabungan untuk juga berkontribusi bagi kesejahtraan suatu masyarakat. Sekarang tergantung dari masyarakat itu, apakah punya tekad untuk menghargai dan merawatnya secara bertanggungjawab, kata Wayan.
Putu Suasta menambahkan bahwa kesempatan sharing pengalaman sangat berfaedah untuk melihat pengalaman dan cara masing-masing negara merawat peradaban dan pluralisme di negaranya. Hal itu diaminkan oleh Ketua Lembaga Prajaniti Bali, Wayan Sayoga.
Disela-sela kunjungannya, kedua tokoh berkesempatan mengunjungi The Temple of Heaven, yang terletak di ujung selatan kota tua Beijing, di distrik Xuan Wu. Arealnya sangat luas, 273 hektar, hampir dua kali lipat dari Kota Terlarang. The Temple of Heaven merupakan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1998.
( Red )