Penulis: WH Butarbutar
Simalungun, PERISTIWAINDONESIA.com |
“Pekerjaan bertani adalah profesi yang sangat mulia dan menguntungkan,” kata Agus Edi Santoso SP, Selasa (10/11/2020) di desa Purbaganda Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun Sumatera Utara (Sumut).
Selain sebagai Penyuluh Pertanian atau PPL di desa tempat tinggalnya Purbaganda Kecamatan Pematang Bandar, kehidupan sehari-hari Agus Edi Santoso SP adalah bertani di hamparan persawahan miliknya sendiri.
Menurutnya, bertani adalah pekerjaan yang sangat menguntungkan. Pasalnya, cuma 1 (satu) kali bertanam padi, tapi akan dapat 2 (dua) kali dipanen.
“Caranya sangat gampang, yang penting para petani mau belajar dan hasilnya cukup lumayan dapat membantu perekonomian yang terpuruk akibat Covid-19,” ungkap Agus Edi Santoso SP.
Agus Edi Santoso menjelaskan, untuk mendapatkan hasil yang kedua, maka sesudah Panen Padi Pertama, tugas selanjutnya adalah mengeringkan areal persawahan yang telah disabit itu selama 7 hari. Kemudian, ditabur pupuk kompos dan pupuk daun. Dalam 7 hari ke depannya, maka batang padi bekas pemotongan panen pertama akan kelihatan bertunas muda dan ini disebut namanya tunas Singgang.
Sesudah pas 7 hari, maka pada hari ke-8 air di masukkan ke hamparan sawah setinggi 5 cm. Sesudah Singgang padi terlihat tumbuh semuanya atau umur Singgang 14 hari, maka areal sawah kembali ditaburi dengan pupuk.
Sesudah singgang padi berumur 20 hari, maka air di hamparan sawah ditingikan hingga 15-20 cm dan bibit ikan Mas ukuran 5 inci dimasukkan 100 ekor per rantai.
“Akhirnya terjadilah Singgang Mina Padi,” urainya.
Lalu, Tiga hari sebelum Singgang padi dipanen, maka terlebih dahulu ikan Mas dipanen dan biasanya besar Ikan Mas sudah rata-rata 3 ekor per kg.
“Apabila panen padi pertama 7 ton per ha, maka Siņggang padi bisa 5 ton per ha,” timpalnya.
Disampaikan Agus Edi Santoso, jika dihitung-hitung, panen pertama ditambah panen singgang, maka hasilnya sudah 12 ton per ha, apalagi hasil dari panen ikan Mas, maka hasilnya sangat memuaskan sehingga diyakini akan dapat merubah perekonomian para petani Padi.
Dilanjutkan, setiap pola tanam Padi seşudah padi dipanen, maka selalu diupayakan merawat Singgang padi.
“Dan bila Singgang padi dipanen selalu mengundang dari Dinas Pertanian Kabupaten dan Propinsi. Tetapi belum pernah pemerintah mensosialisasikan hal seperti ini kepada para petani Padi. Dan para Petani pun tidak ada yang mengerjakan satu kali tanam dengan dua kali panen,” tandasnya.
Agus Edi Santoso SP membagi semboyan hidupnya selama ini, hidupmu tidak akan berobah, jikalau bukan kamu sendiri yang merobahnya. Jangan menunggu perintah dari Pemerintah, karena tanganmu sendiri yang mengerjaķannya (*)