Saya lemas dan masuk ke Kamar Tidur menangis. Anak saya EL,(3) ikut ke kamar. Kendati demikian, saya berusaha tegar agar anak tidak terbebani pikirannya.
Telepon masuk: “Kakak tenang aja, Abang sudah ditangani medis dengan baik. Abang tidak apa-apa.” suara dari telepon, kata Lely menirukan.
Tapi Kakak dan EL jangan datang ke sini karna situasi masih panas takut ada serangan balik, ujar Suamiku membuat hatiku semakin takut. Dan tak seberapa lama para tetangga ber datangan ke rumah karna Vidio viral di Sosmed. tambahnya.
Disinilah EL tahu Papanya sedang tidak baik-baik saja, Papanya dalam bahaya. Lalu teriak menangis sekuat-kuat-Nya” Itu Papaku, kenapa papaku bedalah ? Saya tak bisa lagi berbohong. Akhirnya saya benarkan, iya nak itu Papa EL, tadi jatuh naik motor.
Dia makin nangis dan masuk ke kamar, saya dekati dia memukul saya lalu berpindah tempat menangis sendirian histeris.
Pelan-pelan saya dekati sepertinya dia lelah menangis. Akhirnya dia mau dibujuk tapi masih menangis. Kembali saya jelaskan Papanya jatuh dari motor karena jalan rusak.
Makanya bilang sama papa jangan lewat jalan rusak, jangan balap-balap katanya. Iya nanti mama bilang ya nak..
Pukul 22 Wib kami ke Rumah Sakit (RS) setelah kondisi dipastikan aman, lalu kami dijemput untuk besuk ke RS. Saya berusaha tegar Sampai di ruangan Suami saya dijaga ketat oleh Polsi. Aku dan EL masuk saya lihat terbaring mata diperban tangan diinfus, dan tidak bisa duduk.
Hatiku hancur, belum ada dendam dan belum terpikir malam itu siapa pelakunya. Hatiku dan mataku terfokus ke semua luka ditubuhnya.
EL ketika masuk diam-diam saja tidak seperti biasanya, dia takut dekati papanya. Lalu papanya memeluknya, Aku dan suami sepakat bahwa kejadian itu karna jatuh dr motor, memberi alasan yang mudah diterima pikiran EL.
Setelah 30 menit di RS lalu pihak Kepolisian masuk membawa berkas (BAP) untuk dibaca dan ditandatangani oleh suamiku. Tapi karna kondisi suamiku belum bisa duduk dan mata terganggu akhirnya saya sebagai istri yang membacakan.
Di BAP tersebut semua kronologis dan kejadian yang sebenarnya diceritakan. Suamiku ditendang seluruh bagian tubuh secara bergantian dan brutal, di tinju lalu terjatuh ke sungai. Semua saya baca dan merasakan perbuatan biadab itu. BAP itu ada delapan lembar.
Pukul 24.00 Wib kami diantar pulang ke rumah. Anak saya kelelahan dan tertidur di mobil. Malam itu saya tidak bisa tidur, pikiran mulai kacau, marah, sedih, dendam dan kutuk di hatiku. Karna kejinya perbuatan sekelompok orang tersebut.
Besok paginya EL anak saya bangun Dia minta susu, sambil saya siapkan susunya dia berkata ” Ma, Papa itu tidak jatuh dari motor, Papa itu dipukul jatuh ke Sungai.
Gak loh..EL Papa itu jatuh dari motor..Gak Ma..Papa itu dipukul. Katanya dengan tegas. Akhirnya aku diam. Ternyata semalam ketika aku membaca semua rangkaian yang ada di BAP dia simak EL..masih terlalu kecil kamu nak mengetahui kejahatan manusia sekarang ini.
Hatimu masih terlalu bersih dengan perbuatan-perbuatan kotor manusia itu. Apalagi ke papamu sendiri. Tapi Puji Tuhan mentalmu kuat dan sudah mengerti apa yang terjadi.
Di dunia ini tak ada yang kebetulan, semua sudah diatur-Nya. EL aja dalam kandungan Papanya mengalami ketidakadilan oleh Pemerintah Zolim dan mengharuskan kita harus terpisah jauh.
Puji Tuhan menjelang hari H, EL lahir suamiku boleh datang mendampingi persalinan caesar.
Bagaimana sakitnya kehidupan hamil anak pertama terpisah dengan suami karena membela hak orang lain saat itu.
Hidup kami tetap berlanjut sampai sekarang. Tuhan Yesus yang luar biasa menyertai perjalanan kehidupan kami.
Bersyukur dan aku bangga mempunyai kakak/Ito yg berjiwa besar menopang kami. Merekalah pengganti sosok orang tuaku hingga sekarang.
Catatan perjalanan hidup istri seorang aktivis yang sakit tiada taranya. Pernah ditikam, rumah dibakar, penjara dua kali.
Diteror terus diperlakukan Penguasa seperti teroris, diperlakukan seperti koruptor. Padahal tidak pernah mencuri Uang Negara. Mati-matian membela rakyat miskin yamg haknya diambil oleh orang-orang yang merasa hebat.
Saat ini dia mengalami penganiayaan berat dugaan pembunuhan berencana, kami duga dari Mantan Penguasa Pemerintah sebenarnya.
Kejadian itu nyata sekali terang benderang disiang bolong, saksi dan vidio ada. Tapi sudah satu bulan belum ditangkap pelakunya. Aneh bukan ?. Begitu susahnya mencari keadilan di Negara ini. (*)