Penulis: Marjuddin Nazwar
Jakarta, PERISTIWAINDONESIA.com |
“Demi Tuhan saya bersaksi bahwa SBY tidak berkeringat sama sekali, apalagi berdarah-darah sebagaimana pernyataannya di berbagai kesempatan,” kata eks politikus Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun (JAM) dalam keterangan videonya, Senin (1/3/2021).
Menurutnya, SBY tak berkeringat dalam meloloskan partai Demokrat saat hendak berpartisipasi sebagai parpol peserta pemilu 2004. SBY baru bergabung dengan Partai Demokrat setelah parpol berlogo bintang mercy itu lolos verifikasi KPU untuk mengikuti Pemilu 2004.
JAM mengungkapkan, saat itu SBY menempatkan Istrinya, almarhumah Ani Yudhoyono sebagai salah satu jajaran Wakil Ketua Umum partai Demokrat.
SBY, kata dia, baru bergabung dalam acara yang digelar Demokrat usai menyatakan mundur sebagai Menko Polhukam di era Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
“Dan hanya menyumbang uang Rp100 juta dalam bentuk 4 travel check di hotel di Bogor. Pak SBY setelah mundur dari kabinet Ibu Megawati baru muncul pada acara Partai Demokrat di Hotel Kinasih di Bogor. Saat itu saya ketua panitianya. Ini menegaskan SBY bukanlah pendiri Partai Demokrat,” kata JAM.
Selain itu, JAM menilai sudah tertanam di benak masyarakat bahwa Partai Demokrat dicap sebagai partai dinasti sejak Kongres Luar Biasa (KLB) pertama di Bali pada 2013.
Kala itu, SBY menjadi Ketum dan anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi Sekjen Partai Demokrat.
Masih kata JAM, Demokrat diklaim sebagai satu-satunya parpol dinasti pertama di Indonesia di mana ayah dan anaknya menduduki posisi di pucuk pimpinan partai secara bersama.
“Ini baru pertama kali di Indonesia, bahkan di dunia, untuk pertama kali partai politik bapaknya SBY ketum, anaknya sekjen. Sejatinya SBY telah melakukan pengingkaran fakta sejarah lahirnya Partai Demokrat,” ulas JAM.
Anggota DPR RI yang akrab disapa JAM ini menjelaskan bahwa pendirian Partai Demokrat diteken oleh 99 orang pendiri partai di Jakarta, yang disahkan dalam akta notaris. Setelah itu, bermunculan para pendiri dan jajaran pengurus Partai Demokrat di seluruh wilayah Indonesia.
Setelah itu, para pengurus di seluruh Indonesia itu saling berjuang agar Partai Demokrat bisa lolos tahapan verifikasi KPU untuk kepentingan Pemilu 2004.
“Saya beserta para pendiri dan senior partai Demokrat adalah pelaku sejarah Partai Demokrat. Saya menyatakan bahwa di dalamnya perjuangan para kader dari Sabang sampai Merauke bersusah payah, bekerja keras tidak mengenal lelah dan waktu untuk bersama-sama meloloskan Partai Demokrat pada verifikasi KPU untuk menjadi peserta Pemilu 2004,” timpal JAM.
Jhoni Allen merupakan satu dari enam kader Partai Demokrat yang telah diberikan sanksi pemberhentian tetap dengan tidak hormat sebagai anggota Partai Demokrat. Selain Jhoni, terdapat nama Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Syofwatillah Mohzaib, Ahmad Yahya hingga Marzuki Ali juga telah diberhentikan (*)