Penulis: Sukma
Lampung Tengah, PERISTIWAINDONESIA.com
Warga transmigrasi SP-1, SP-2 dan SP-3 Desa UPT Way Terusan, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung memohon kepada Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Indonesia Bersatu Tiga Pilar Dr Lenis Kogoya MHum kiranya dapat membantu warga mengurus listrik PLN masuk ke desa mereka.
Hal itu disampaikan Kepala Desa SP-2, Ngadiman kepada Lenis Kogoya dan rombongan yang berkunjung ke desa tersebut, Senin (11/4/2022).
Menurut Ngadiman, sejak mereka diangkat sebagai warga transmigrasi lokal pada tahun 1997, sampai hari ini mereka belum menikmati aliran listrik PLN.
“Anak-anak kami pun ngaji masih memakai Lampu minyak tanah,” ungkapnya.
Dikatakan Ngadiman, beberapa kali mereka telah membuat permohonan namun hasilnya selalu nihil. Bahkan mereka tidak tau apa akar permasalahannya.
Ironisnya, baik infrastruktur jalan desa dan pembangunan lainnya mereka seakan dianaktirikan. Padahal, kata Ngadiman, warga transmigrasi juga bahagian rakyat Indonesia.
“Jumlah penduduk yang bermukim di SP-1, SP-2, SP-3 dan SP-4 diperkirakan sebanyak 6.500 Kepala Keluarga (KK) atau berkisar 20.000 orang dewasa,” ujarnya.
Paling parah lagi, kata Ngadiman, di lokasi transmigrasi tersebut belum berdiri SMP dan SMA Negeri, kecuali hanya 1 (satu) Sekolah Swasta Tingkat Menengah dan 1 Pos Pembantu (Pustu) Kesehatan.
“Di desa ini sangat kuat toleransi antar umat beragama, karena penduduknya memegang teguh adat istiadat dalam Kebhinekaan. Sekitar 700 KK warga beragama Hindu dan telah berdiri 3 (Tiga) Gereja, selebihnya umat beragama Islam,” tandasnya.
Di kesempatan itu, Lenis Kogoya berjanji akan menindaklanjuti permohonan warga ini sampai ke Pusat.
Menurut eks Staf Khusus Presiden periode 2015-2019 ini, Presiden selalu meminta para pembantunya untuk turun langsung ke bawah.
“Kami disuruh pak Presiden untuk melihat langsung, mendengar langsung keluhan masyarakat dan memberikan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh rakyat dengan memakai hati nurani. Makanya saya turun langsung ke desa ini, karena saya tidak mau mendengar saja, tapi harus melihat langsung keadaannya seperti perintah bapak Presiden kepada kami,” imbuhnya.
Oleh karena itu, kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden ini, pengaduan warga transmigrasi ini akan dibawanya ke Istana dan meminta PLN segera menindaklanjuti permohonan warga.
“Saya akan bekerja keras menindaklanjuti Bapak/Ibu sekalian. Mohon dukungan doanya,” pungkasnya (*)