Penulis: Japar Sidik
Gayo Lues, PERISTIWAINDONESIA.com |
Menyambut Bulan suci Ramadhan Muspika Blangpegayon menggelar gotong royong massal 12 desa Se-Kecamatan Blangpegayon Kabupaten Gayo Lues dihadiri oleh Camat Blangpegayon Teuku Saidi Ramli, Danramil 08 Blangpegayon Pelda Wagiman, Serta Para Babinsa dan Para Babinkhamtibmas, Jum’at (3/3/2023)
Camat Blangpegayon Teuku Saidi Ramli mengatakan, kegiatan gotong royong tersebut terlaksana berkat bekerjasama dengan semua unsur dan elemen, Pengulu dan masyarakat dari dua belas desa, yang dibersihkan lingkungan masyarakat, tempat umum, sarana ibadah serta drainase yang tersumbat.
“Kali ini kita menggelar gotong royong massal guna menormalisasi parit atau drainase yang ada di sepanjang jalan desa masing masing. Kegiatan ini dilaksanakan merupakan kegiatan Jum’at bersih terlebih lagi kita hitungan hari menyambut bulan Puasa.
“Kegiatan rutin Jum’at bersih tahun 2023 akan berlanjut dilaksanakan setiap hari Jum’at. Tahun sebelumnya nya program di Kecamatan Blangpegayon Jum’at keliling,” jelasnya.
Sementara itu Danramil 08 Blangpegayon Pelda Wagiman mengatakan, Gotong royong adalah salah satu ciri khas yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Secara garis besar, gotong royong tertuang pada pancasila dalam sila ke tiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.
Gotong royong telah mendarah daging dan bahkan menjadi kepribadian bangsa, serta sebagai budaya yang sudah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat yang hampir semua daerah di Indonesia menanamkan nilai gotong royong.
Gotong royong berasal dari kata gotong berarti bekerja dan royong berarti bersama. Guna mengetahui penjelasan secara lebih lengkap terkait gotong royong.
Berdasarkan Pudjiwati Sakjoyo yang ditulisnya dalam buku Sosiologi Pedesaan, menyatakan bahwa gotong royong merupakan adat istiadat tolong menolong antara orang-orang yang ada di berbagai macam lapangan kegiatan sosialm baik itu menurut hubungan kekerabatan, tetangga, dan efisien yang bersifat praktis, serta ada pula kerjasama lainnya.
Berdasarkan Koentjaraningrat yang ditulisnya dalam buku yang berjudul Pengantar Antropologi, menyatakan bahwa gotong royong merupakan bentuk kerjasama dimana seseorang dikatakan beriman bila dirinya telah mencintai saudaranya sama sepertia ia mencintai dirinya sendiri.
Manfaat dan tujuan dari gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat, antara lain, menumbuhkan rasa dan sikap saling tolong menolong, sukarela, saling membantu, dan mempunyai sifat kekeluargaan. Membina hubungan sosial yang baik terhadap masyarakat disekitar.
Menciptakan rasa kebersamaan dan menumbuhkan rasa kasih sayang. Mempererat tali silahturahmi atau persaudaraan. Meringankan pekerjaan dan menghemat waktu dalam menuntaskan suatu pekerjaan. Meningkatkan produktivitas kerja dan terciptanya rasa persatuan dan kesatuan di dalam lingkungan sekitar,” jelasnya.
Gotong royong terbagi menjadi berbagai jenis, seperti, kerja bakti adalah sebuah kegiatan bersama dalam suatu lingkungan sosial masyarakat sekitar. Kegiatan ini merupakan suatu wujud untuk bisa meningkatkan rasa saling tolong menolong dan peduli antar sesama. Tanggap bencana adalah sebuah respons dari masyarakat untuk saling bekerja sama dalam kondisi terkena suatu musibah. Kegiatan tanggap bencana tersebut terbentuk dari rasa peduli masyarakat sekitar guna membantu sesama yang sedang berada dalam keadaan sulit.
Musyawarah adalah sebuah media guna mencapai mufakat dan berkumpul dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah dan mengambil suatu keputusan secara bersama-sama.
Panen raya adalah kondisi musim panen dengan skala besar dari seluruh jenis pertanian. Musim panen ini umumnya terjadi dalam jangka waktu satu tahun dua kali atau tergantung pada jenis tanaman yang ditanamnya.
Belajar bersama juga termasuk ke dalam jenis gotong royong, dimana seorang pelajar dan mahasiswa berusaha menyelesaikan materi suliy secara bersama-sama sampai selesai. Serta melakukan implementasi ilmu sebaik mungkin,” sebutnya (*)