Sibolga, Peristiwaindonesia.com.com ~ Pelaku bom ikan yang beroperasi di pantai barat Sumatra Utara seperti merasa kebal hukum, walapun sudah sering di beritakan media namun karena tidak di tindak lanjuti APH mereka menjadi besar kepala, dan sangat mengherankan ada juga oknum wartawan yang sepertinya ikut terlibat membekingi.Seperti penuturan saudara MM kepada media, di salah satu kedai kopi bilangan Jl. Iman Bonjol Sibolga, ada oknum wartawan membagi-bagikan uang kepada rekan wartawan lain yang sedang ngopi di warung kopi, tapi lucu nya kepada MM sengaja tidak diberikan, mungkin karena dekat ke wartawan yang sering memberitakan tentang kapal bom ikan, dan salah seorang pemilik kapal bom ikan inisial A ada di tempat tersebut, menurut M hal itu disengaja oknum wartawan yang diduga kawan dekat pemilik kapal bom tersebut.
Salah seorang ketua tim investigasi pantai barat – Sumut, LSM LP3S – Sumut Henry Lumban Tobing (Toto) kepada wartawan mengatakan, “Kapal bom ikan milik A bongkar di salah satu tangkahan milik oknum TNI AL yang bertugas di aceh, menurut keterangan yang di berikan Henri alias Toto, Ditangkahan milik oknum TNI – AL ini berbagai yang illegal ada di gudang itu pukat trwal, kapal bom ikan, serta penimbunan minyak solar yang diduga illegal, kata Toto.
Kanit Airud polda Sumatra Utara yang di konfirmasi melalui WahtsApp dengan bunyi, “izin komandan kami mau konfirmasi” bagaimana tanggapan bapak tentang maraknya dan leluasanya kapal penangkap ikan yang menggunakan bom di pantai barat Sumatra Utara, tolong tanggapannya pak untuk perimbangan berita.
Membalas konfirmasi wartawan Ipda Dedi Kanit Airud Polda sumut mengatakan, maaf pak baru siap shalat ashar, izin pak saya sudah mutasi ke Medan, coba bapak komunikasikan ke yang mempunyai kewenangan di pantai barat pak, tutur Ipda Dedi lewat pesan Whatsapp nya.
Henri Lumban Tobing mengatakan dalam waktu dekat akan mengerahkan massa untuk unjuk rasa ke polda Sumatra Utara mendesak kapolda Sumut untuk menurunkan Timsus agar menertibkan berbagai kegiatan yang diduga illegal, terutama oknum pelaku kapal ikan yang menggunakan bom. |
Red / Tim