Home / Headline

Senin, 11 Januari 2021 - 14:10 WIB

Nelayan, Saksi Mata Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182: “Kami Kira Bom Jatuh dan Meledak”

Penulis: Marjuddin Nazwar

Kepulauan Seribu, PERISTIWAINDONESIA.com

Nelayan rajungan Hendrik Mulyadi (30 tahun) dan dua temannya, yang sehari-hari bekerja mengambil bubu (alat penangkapan rajungan) di tengah laut mengira bom jatuh dan meledak di lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

“Saat itu hujan cukup besar dan kami bertiga di tengah laut sedang konsentrasi mengambil bubu, tiba-tiba ada seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras, kemudian puing berterbangan sama air (ombaknya) tinggi sekali. Untung kapal saya enggak apa-apa,” kata saksi kunci kejadian nahas pada Sabtu siang (9/1/2021) tersebut.

Setelah kejadian yang berlangsung di kurang dua menit itu, Hendrik bersama kedua rekannya tidak bisa melakukan apa-apa lagi, selain was-was penuh tanya.

Pada saat kejadian nahas itu, Hendrik Mulyadi bersama dua temannya berada di sekitar perairan Pulau Lancang-Pulau Laki, Kepulauan Seribu, yang diduga sebagai lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Hendrik Mulyadi bersama temannya mengaku sempat mengira itu adalah bom yang jatuh dan meledak.

“Saat itu tidak terlintas di pikiran kami bahwa itu pesawat jatuh. Karena sebelum terjadi dentuman keras, tidak terdengar suara mesin pesawat dan tidak terlihat kobaran api membubung sesaat setelah dentuman keras,” timpalnya.

Menurut saksi mata ini, tanda-tanda pesawat jatuh atau bunyi pesawat tidak mereka dengar sebelum terjadi dentuman keras, sehingga mereka meyakini, jikalau itu pesawat Sriwijaya Air SJ-182, maka mesin pesawat mati saat terjatuh ke laut.

“Suara mesin gak ada. Terus saat kejadian gak kelihatan ada api, hanya asap putih, puing-puing yang berterbangan, air yang berombak besar, dan ada aroma seperti bahan bakar,” jelasnya.

Meski tidak mengalami cedera dan kapalnya tidak mengalami kerusakan, Hendrik mengaku masih terguncang.

Hingga saat ini Hendrik mengaku tidak enak makan dan tidur sampai tak sanggup bekerja mencari rajungan seperti sedia kala.

Berdasarkan keterangan Hendrik Mulyadi ini, maka analisa yang menyebutkan pesawat meledak sebelum terjatuh ke laut adalah tidak benar.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.

Pesawat ini diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Jadwal keberangkatan pesawat mundur karena faktor cuaca, jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB, tapi lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta sekira pukul 14.36 WIB (*)

Share :

Baca Juga

Headline

Ketum SBSI 1992: Pengurus Serikat Buruh Dapat Jadi Kuasa Hukum di PHI

Headline

LSM Berkoordinasi Minta Walikota Bekasi Lakukan Pemecatan Kepada Dua Oknum PNS BAPENDA Yang Beralih Pungsi Sebagai CALO Sekolah Negeri

Headline

Warga Cemas Dan Takut Penderita Sesak Napas Dan Jantung Divonis Rumah Sakit Menjadi Covid-19

Headline

LAMR Pelalawan Gelar Pemberian Gelar Kehormatan Adat Kepada Kapolres dan Kejari Pelalawan

Headline

PK SBSI 1992 PT BCPA Serahkan Berkas Permohonan Pencatatan Serikat Buruh ke Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kutai Barat

Headline

Masyarakat Bojong Menteng VII Apresiasi Kinerja PT. Kadita Bersinar

Headline

Singkawang Diduga Jadi Sarang Judi Tembak Ikan, APH Dituding Terima Upeti: Polisi Harus Cepat Ambil Tindakan 

Headline

Suap Edhy Prabowo Dipakai Untuk Belanja Mewah di Hawaii