Penulis, Sahiluddin
Sidoarjo, Peristiwaindonesia.com ~ Menyusul aksi damai yang dilakukan banyak elemen masyarakat Sidoarjo (6/5) terkait mangkirnya Gus Muhdlor (GM) dari panggilan KPK untuk yang kedua kalinya. GM sebagai tersangka kasus pemotongan dan penerimaan dana ASN BPPD Sidoarjo dianggap tidak kooperatif atas penegakan hukum di Sidoarjo.
Menurut Wiko Firdiansah dari perwakilan Pelita Prabu Jawa Timur sebagai Organ Nasional Relawan Prabowo Gibran, bahwa hari ini masyarakat Sidoarjo sudah patungan untuk biaya mengantar GM ke kantor Pusat KPK di Jakarta. “GM memang mendukung kemenangan 02 tapi bukan berarti GM bisa seenaknya melecehkan hukum itu sendiri, pastinya tidak ada kata toleransi” ujarnya di sela-sela diskusinya dengan Sholeh praktisi hukum Sidoarjo yang kebetulan hadir.
Menurut Sholeh, peristiwa korupsi Sidoarjo adalah aib. Kedepan harus menemukan sosok pemimpin yang lebih baik, berkomitmen melawan korupsi dan harus transparan.
Ketika awak media mengkonfirmasi Tias Adhi sebagai Koorlap GASAK (Gerakan Arek Sidoarjo Anti Korupsi), bahwa penyegelan kantor Pendopo Delta Wibawa adalah simbol jika pendopo adalah rumah rakyat dan tidak boleh dihuni oleh koruptor. “Saya sampaikan jika masyarakat Sidoarjo sangat kecewa dengan mangkirnya GM dari panggilan KPK, pastinya masyarakat Sidoarjo ikut malu di depan pentas politik nasional” tegasnya setelah turun orasi.
Seperti banyak diliput media, GM sudah dua kali mangkir dari panggilan KPK. Pertama beralasan sakit (19/4) dan yang kedua tidak ada alasan yang jelas (3/5). Perihal ini yang kemudian menggiring masyarakat untuk berdemo mencari GM di depan Pendopo Delta Wibawa Kabupaten Sidoarjo. (***)