JAKARTA, PERISTIWAINDONESIA | Wakil sekretaris jendral Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Wasekjend SOKSI) berpendapat tentang Radikalisme secara umum dipahami sebagai paham yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dalam suatu kepentingan untuk mencapai tujuan tertentu, ataupun dipahami juga sebagai pembenaran subjektif dan mengabaikan kebenaran objektif substantif.
Hal itu dia menilai, Dalam dinamika kehidupan dan terkhususnya dinamika perpolitikan di Indonesia, sering kita diperhadapkan pada nilai radikalisme sekelompok pihak yang mengatasnamakan golongan tertentu. Padahal kalo dipahami secara baik substantif, berkaitan dengan implementasi nilai oleh pihak yang dimaksudkan, tentunya kita akan menemukan nilai spekulatif dan eksploitatif yang tentunya sangat merugikan golongan tertentu di Indonesia”ungkapnya
Menurutnya hal itupun menjadi perhatian khusus terutama di Pemerintah agar memperhatikan dan mengajak seluruh masyarakat memastikan tindakan radikalisme tidak meluas,
“Sikap dan tindakan spekulatif serta eksploitatif pada golongan tertentu, sejatinya suatu upaya pengabaian nilai-nilai kemanusiaan yang berimplikasi terhadap intoleransi pada masyarakat Indonesia. Intoleransi pada masyarakat, akibat implementasi nilai radikalis oleh pihak tertentu, seharusnya menjadi perhatian kita semua sebagai rakyat yang memiliki tingkat rasionalitas yang baik, dan bukan saja menjadi perhatian dan tanggungjawab pemerintah, agar kemudian kitapun mampu secara bersama-sama memastikan tidak meluasnya nilai radikalisme di wilayah negara kesatuan republik Indonesia”ucap Chaniago
“Rasionalitas masyarakat, tentunya sangat dibutuhkan sebagai ikhtiar mengakhiri upaya radikalis oleh sekelompok pihak yang mengabaikan kepentingan persatuan berbangsa dan bernegara. Karena sebagai salah satu negara yang memiliki nilai pluralitas tertinggi di dunia, tentunya Indonesia harus senantiasa dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya, agar senantiasa tercipta persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.”lanjutnya
Sebelum mengakhiri pembicaraan Saiful sapaan akrabnya mengajak pemangku kebijakan dan masyarakat luas bersama-sama menjaga NKRI dan menghormati pejuang para pahlawan Negeri Indonesia tercinta,
“Dalam usia yang tidak lagi belia, dan telah berada pada usia yang lumayan tua ‘yakni 78 tahun pada 17 agustus 2023 nanti, tentunya Indonesia harus senantiasa menjadi negara yang mampu memastikan langkahnya terhadap kemajuan berbangsa dan bernegara, untuk kemudian mempertegas eksistensinya sebagai negara maju pada semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya juga sebagai pertanggungjawaban kita semua terhadap keringat para pendiri dan pejuang kemerdekaan Indonesia dahulu. AYO JAGA INDONESIA”Ajakannya Saiful Chaniago
(*/Rel)