Home / Nusantara

Sabtu, 27 Agustus 2022 - 22:33 WIB

SCREENING & DISKUSI FILM “SAAT”

Penulis : Paulus Witomo

Jakarta, PERISTIWA_INDONESIA.com
PENDAHULUAN
Film selain sebagai produk ekonomi kreatif, dia juga merupakan produk budaya. Dalam
perkembanganya film mengalami peningkatan nilai dari sekedar sebuah hiburan menjadi
sebuah ilmu yang secara keilmuan dapat dipertanggung jawabkan baik teori maupun dalam
tataran praktis.
Setelah dibuat film tidak hanya sekedar ditonton, namun sebagai sebuah produk budaya yang
lekat dengan keilmuan, film sepatutnya ditempatkan pada nilanya sebagai sebuah objek
diskusi, yang tujuanya memperkaya diskursus keilmuan film untuk pendidikan dan
perkembangan kemajuan film itu sendiri, lebih lagi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Merujuk kepada UU NO 33 Tahun 2009 tentang perfilman, bahwa film sebagai karya seni
budaya memiliki peran strategis dalam peningkatan pertahanan bangsa dan kesejahteraan
masyarakat lahir batin untuk memperkuat ketahanan nasional; bahwa film sebagai media
komunikasi massa merupakan sarana pencerdasan kehidupan bangsa; bahwa merujuk UU NO
33 Tahun 2009 pasal 37 ayat (1) yang berbunyi: “Apresiasi film yang dimaksud dalam pasal 36
meliputi: a. festival film, b. seminar, diskusi, dan lokakarya: dan c. kritik dan resensi film”, dan
ayat (2) yang berbunyi: “Apresiasi film sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapat
dukungan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah”. Maka dari itu kami memberanikan diri
untuk mengadakan acara hari ini sebagai implementasi dari apresiasi film yang berbentuk
Screening Film (Pertunjukan Film) dan diskusi film di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin,
Taman Ismail Marzuki.
Kami Para Film Maker dari Kinokkonik Film dan Rolling Pictures menggandeng Komunitas
Seni Budaya Swara Renjana (KSB-SR) untuk sama-sama mengapresiasi film melalui acara
Screening dan Diskusi Film SAAT (a film by Ungke Kaumbur), pada hari ini, Sabtu, 27 Agustus
2022.

Swara Renjana sendiri adalah sebuah Komunitas yang berisikan para pegiat kesenian,
masyarakat pencinta budaya, termasuk para film maker, pemeran teater, pembaca puisi,
seniman patung, seniman lukis dan para praktisi seni budaya lainnya.

TENTANG FILM SAAT (CATATAN FILM MAKER)
Film SAAT adalah sebuah film pendek yang berkonsep sedikit mengadaptasi Cinéma Pur.
Cinéma Pur (Bahasa Prancis untuk Sinema Murni) sendiri adalah sebuah gerakan film avantgarde yang lahir di Paris pada 1920-an dan 30-an. Istilah ini pertama kali diciptakan oleh Henri
Chomette untuk mendefinisikan sinema yang berfokus pada elemen murni film seperti
bentuk, gerak, komposisi visual, dan ritme, sesuatu yang Ia capai dalam film pendeknya
Reflets de lumiere et de vitesse (1925) dan Cinq minutes de bioskop pur (1926).
Gerakan ini melibatkan banyak seniman Dada, seperti Man Ray (Emak-Bakia, Return to
Reason), René Clair, Fernand Léger (Ballet Mécanique), Marc Allegret, Jean Gremillon, Dudley
Murphy, dan Marcel Duchamp (Anemic Cinema).
Dada atau Dadaisme adalah sebuah gerakan seni avant-garde Eropa pada awal abad ke-20,
dengan pusat awalnya di Zürich, Swiss, di Cabaret Voltaire. New York Dada dimulai c. 1915,
dan setelah 1920 Dada berkembang di Paris. Kegiatan Dadais berlangsung hingga
pertengahan 1920-an.
Film SAAT sendiri mengambil genre Drama Tragedi yang minim dialog, bahkan hampir tidak
ada.
Film ini mengisahkan tentang kehidupan tolong menolong, namun dengan akhir cerita yang
menyedihkan.
Premis dari film ini adalah: “tidak selamanya hal baik yang dilakukan oleh orang yang
penolong, berujung dengan ‘happy ending’”. Adakalanya perlu diungkapkan kepada
penonton bahwa segala sesuatu sangat mungkin terjadi. Film ini juga mempertontonkan
kepada pemirsanya bahwa setiap niatan baik dan bantuan dari orang lain, tidak selamanya
membuat orang bahagia. Terkadang ada kenyataan pahit yang harus diterima oleh manusia
ketika menerima kebaikan dari orang lain.
Film ini diproduksi dikala Pandemi, tepatnya tahun 2021. Lokasi Syuting dilakukan di Cipanas
dan memakan waktu Shooting Days in Total adalah 6 hari dengan jeda 1 minggu. Sementara
dalam proses editing terkendala waktu dan kesibukan masing-masing film maker. Aktor dan
Aktris dipilih dengan menggunakan sumber daya Artis lokal Jawa Barat, tepatnya di daerah
Cipanas dan Cianjur.

SINOPSIS
Seorang wanita sedang mengendarai mobil. Tiba-tiba mobilnya mogok di tengah jalan yang
diselimuti pepohonan hutan. Seseorang berusaha mendekati mobilnya dan nampak dari balik
jendela mobil dengan golok di pinggang. Si ibu kaget dan makin gelisah. Ternyata orang
tersebut malah menolongnya.
Penasaran dengan kebaikan orang tersebut, si ibu akhirnya memutuskan untuk melakukan
kebaikan yang sama. Dijumpainya seorang perempuan penjaja makanan dengan kondisi
sedang hamil tua. Sang ibu menawarkan bantuan dan memberi sejumlah uang kepada
perempuan itu.
TENTANG FILM MAKER
Film ini disutradarai oleh Ungke Kaumbur, Alumni IKJ. Sebetulnya Ungke Kaumbur dari
jurusan teater, namun karir sutradaranya lebih bertumbuh dan berkembang. Ungke Kaumbur
sendiri lama mengikuti kegiatan film sejak tahun 90an. Dia pernah bekerja dengan sutradara
senior, Alm. Ali Sahab. Ungke lebih banyak menyutradari Film Televisi dan Sinema Elektronik
(Sinetron). Karya-karyanya antara lain adalah Catatan Harianku dan Pernikahan Dini dan yang
terakhir Anggling Darma web series, serta lainnya.
Film ini diproduseri oleh Ibrahim L. Kadir, alumni Kursus Pengetauan Umum Sinematografi
Plus BP SDM CITRA, Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta (KPUI) Angkatan 48 yang kini
namanya Citra Film School. Ibrahim memang belum banyak membuat film, namun dari hobi
menonton dan fotografinya, Ibrahim pernah memproduseri beberapa film pendek untuk
YouTube dan pernah 1 kali menyutradarai Video Klip Independen tahun 2000an. Ibrahim juga
pernah mengeyam pendidikan di Universitas Negeri Jakarta dan aktif di organisasi mahasiswa
intra kampus KMPF UNJ. Dia menjadi ketua KMPF UNJ untuk masa bakti tahun 2003-2004.
Cerita film ini dibuat oleh Frans Agam Hasibuan (Agam), alumni IKJ. Agam Hasibuan aktif
diperfilman di departemen Artistik. Agam mengambil mayor Fotografi di FFTV IKJ. Dalam
beberapa tahun terakhir sempat terlibat menjadi sutradara film di platform media sosial
bersama dengan Ibrahim. Agam memiliki pengalaman bekerja dengan Film Maker negeri Jiran
Malaysia pada departemen Artistik. Project internasionalnya adalah Film Sembil9n yang
tayang di Astro Malaysia.
DOP Film ini adalah Turpin El Toruan. Dia adalah seorang sinematografer, Anggota ICS
(Indonesia Cinematographer Society) dan alumni IKJ. Tahun belakangan ini, Turpin sempat
menangani beberapa film kolosal. Dia juga tercatat sebagai anggota Karyawan Film dan
Televisi (KFT) Indonesia. Tahun 2018 Turpin juga terlibat project film layar lebar dengan judul
Udah Putusin Aja. Dia juga menggarap beberap project videoklip music.

Film ini juga dibantuk produksinya oleh Daniel De Bull (Penata Artistik), Bismark Situmeang
(Penata Suara), Emaniar Wijayanti (Penata Kostum dan Rias), Andi Rishadi (Penyunting
Gambar) dan Badrus Zeman (Musik Skor).
Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris antara lain Yuni Yumaris, Devina Mulyawati dan Dede
Setiawan. Mereka semua adalah aktor yang aktif di dunia seni peran serta film televisi.
Kesemuanya berasal dan berdomisili di Jawa Barat.
Film SAAT dipertontonkan untuk kalangan remaja 13 tahun ke atas dan rencananya tidak
untuk dikomersialkan. Oleh karena itu slot penayangan hanya akan diperuntukan untuk
platform non komersil serta berencana untuk dijalankan pada Road Show ke sekolah-sekolah
dan tempat screening lainnya.
SEKIAN
TIM SWARA RENJANA (REL)

Share :

Baca Juga

Nusantara

Minta Polres Padang Pariaman Usut Pungli Komite Tanpa Dasar Hukum Di SMA N 1 Sungai Geringging

Nusantara

Plt Sekda Ikuti Zoom Meeting Evaluasi Kinerja Pemantapan Tugas Dengan Mendagri

Nusantara

Usai Gelar Sholat Ied Berjamaah, Polda Sulbar Sembelih 28 Ekor Sapi Qurban

Nusantara

Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Sumatera Utara : Tolak Kekerasan Terhadap Masyarakat Gurilla Kota Pematang Siantar

Nusantara

Sah, KPU Tetapkan Usman-Bassam Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Halsel

Nusantara

Forkopimda Jemput Menkumham Kunker di Sulut

Headline

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Luncurkan Pelayanan Medical Tourism

Nusantara

Wabup Lombok Utara Buka Pameran Keliling Museum Negeri NTB