Home / Headline

Selasa, 9 Maret 2021 - 09:23 WIB

Tak Terima Anaknya Dianiaya, Orangtua Laporkan Guru Pesantren Ke Polisi

Ibu korban Adys Abeba menunjukkan bukti laporannya ke Polres Cianjur

Ibu korban Adys Abeba menunjukkan bukti laporannya ke Polres Cianjur

Penulis: Paulus Witomo

Cirebon, PERISTIWAINDONESIA.com |

Seorang siswa Pondok Pesantren Ma’Had Al Quds Li Tahfidhil Quran di Cianjur, Jawa Barat Heru Susanto Setiawan (12 thn) dianiaya oleh dua orang gurunya berinisial Ustad AG bersama Ustad KM.

Tak terima anaknya diperlakukan begitu, akhirnya orang tuanya melaporkan kejadian ini ke Polres Cianjur dengan Surat Tanda Bukti Laporan Nomor: STBL/B/85/III/2021/JABAR/RES CIR tertanggal 09 maret 2021.

Hal ini disampaikan ibu korban, yang bertindak sebagai pelapor Adys Abeba kepada kru PERISTIWAINDONESIA.com, Selasa (9/3/2021) di Cianjur.

Disampaikannya, Senin (8/3/2021) korban bersama teman sekolahnya Zian Ahmad Sabani, turut menjadi korban penyiksaan kedua Ustad tersebut.

Kedua korban dianiaya menggunakan alat berupa kabel dengan cara memukulkannya ke tubuh korban.

Akibatnya, di tubuh kedua korban terdapat bekas memar sampai ke kepala akibat tindakan keji para guru pondok pesantren Madrasah di Ma’Had Al Quds Li Tahfidhil Quran tersebut.

Tindakan kriminal yang di pertontonkan para guru pengajar di Pondok Pesantren itu, akhirnya menuai tanggapan dan kecaman keras dari para aktivis.

Menanggapi tindakan keji ini, DPP LSM BERKORDINASI Marjuddin Nazwar sangat menyayangkan tercorengnya kembali citra dunia pendidikan atas tindakan Tenaga Pendidik kepada anak didiknya.

Menurut Marjuddin, tindakan kriminal seperti ini tidak dibenarkan oleh hukum. Karena itu, Tenaga Pendidik yang semena-mena menganiaya muridnya harus mendapatkan ganjaran supaya menimbulkan efek jera kepada Guru-guru lainnya.

“Guru semestinya mendidik anak-anak didiknya sebagai generasi penerus anak bangsa, bukan malah menganiaya mereka. Kita minta Polda Jawa Barat melalui Polres Cianjur dapat segera menangkap dan memenjarakan para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya.

Selain itu, LSM BERKORDINASI berharap kiranya KPAI sebagai Komnas Perlindungan Anak turut memberikan pendampingan kepada para korban yang masih di bawah umur tersebut.

“Visumnya sudah ada. Karena itu, para pelaku harus segera ditangkap agar tidak mengulangi perbuatannya. Tindakan keji kedua Ustad itu jelas-jelas telah menodai citra dunia pendidikan dan merusak generasi penerus anak bangsa,” tandasnya (*)

Share :

Baca Juga

Headline

Ketua dan Sekretaris DPC SBSI 1992 Kabupaten Kubu Raya Dipanggil Polisi Usai Demo Tuntut Penghapusan Upah Murah

Headline

Inilah 5 Strategi Kementerian Pertanian RI Jaga Ketersediaan Pangan di Masa Pandemi Covid-19

Headline

Lapor Pak Kapolri dan Pak Kapolda Kalbar Diminta Turunkan Tim Khusus, Ribuan Batang Kayu Tanpa Dokumen Meluncur Bebas Dari Kec.Sokan

Headline

Luhut Panjaitan: Rehabilitasi Hutan Mangrove Akan Dapat Mengatasi Perubahan Iklim Dunia

Headline

Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Dibawah Kepemimpinan Ketua Umum Ir. Ali Wongso Sinaga Dengan Tegas Menolak Terbitnya SK Perubahan SOKSI yang Dinilai Cacat Hukum

Headline

SBSI 1992 Bantah Perusahaan Tutup di Karawang Karena Upah Tinggi

Headline

Ketua Umum Partai Golkar Terima Dewan Pimpinan Nasional SOKSI Periode 2022-2027

Headline

Tokoh Adat Lapago Surati Presiden Jokowi Minta Lenis Kogoya Dipilih Jadi Penjabat Gubernur Papua Pegunungan