Penulis: Hasrul
Kutai Barat, PERISTIWAINDONESIA.com |
Maria Dasilva mengaku melahirkan di mess kebun perusahaan PT Kedap Sayap Dua (KSD) sekira pukul 04.00 dini hari, Sabtu (30/7/2020).
Saat melahirkan, menurut Maria Dasilva, dirinya tidak didampingi oleh Bidan klinik perusahaan.
“Dari informasi yang diperolehnya, kabarnya Ibu Bidan dalam keadaan tidak enak badan,” tutur Maria Dasilva, Minggu (31/7/2022).
Saksi mata, salah seorang karyawan PT KSD Yusuf menceritakan, nasib naas yg menimpa Maria Dasilva dan Bayi-nya.
Sementara itu, Rovinus suami Maria Dasilva menerangkan selama mengandung ia tidak pernah melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan, sebab bidan perusahaan juga tidak pernah menyarankan untuk melakukan pemeriksaan ke Rumah sakit.
Menurut Rovinus, hal yang paling tragis adalah mayat anaknya dibawa menggunakan mobil pengangkut buah sawit menuju ke gereja Katolik untuk disembahyangkan, lalu diantar ke pemakaman terakhirnya, yang berjarak kurang lebih 7 km dari kediaman mereka.
Disampaikannya, banyak karyawan lain yang ikut menghantarkan mayat bayi ke tempat pemakamannya.
“Miris memang, bayi tidak bisa diselamatkan karena Perusahaan tidak memiliki Ambulance untuk mengantar Maria Dasilva ke rumah sakit,” tutur Yusuf yang juga tetangga ibu Maria.
Sebagai karyawan, kata Yusuf, mereka telah berulangkali menyampaikan ke perusahaan untuk disediakan fasilitas mobil ambulance untuk mewanti-wanti adanya kecelakaan kerja.
Jikalau fasilitas tersebut disediakan, maka akan mempermudah pengantaran ke rumah sakit, namun sejauh ini usulan mereka ini belum diakomodir perusahaan.
Bahkan ibu Maria Dasilva, kata Yusuf, usai melahirkan dibawa ke rumah sakit dengan dijemput mobil pribadi bidan diluar perusahaan.
Untuk itu, Buruh PT KSD meminta perhatian pemerintah, supaya memperhatikan warga terpencil seperti mereka, khususnya warga transmigrasi yang bermukim di sekitar perusahaan agar mendapatkan fasilitas medis beserta sarana prasarana selengkapnya, sehingga kisah yang dialami Ibu Maria Dasilva dan Bayi-nya tidak terjadi lagi ke depan (*)