Penulis : Marjuddin Nazwar
Nasib pilu masih menggelayuti korban kebakaran pasar kalideres, Jakarta Barat. Pasalnya sudah enam bulan ini mereka masih terlantar dan terpaksa berjualan di emperan pasar dan trotoar jalan dengan barang dagangan yang seadanya. Itu pun modalnya boleh minjam minjam sama saudara, ujar Yanti, salah satu pedagang korban kebakaran yang menjajakan barang dagangannya di emperan pasar tersebut dengan cuaca yang tidak menentu. Panas terik dan hujan sudah terbiasa dilewati. Apa boleh buat, dari pada saya gak makan, tambahnya ketika seorang wartawan kami menanyakan.
Sebelumnya pada awal Februari 2022, Perumda Pasar Jaya berjanji akan membangun tempat penampungan sementara (TPS) bagi para korban kebakaran dengan segera, dan masa pembangunannya pun hanya membutuhkan waktu tiga sampai empat minggu agar langsung bisa ditempati oleh para pedagang secepatnya. Tapi buktinya sudah dua bulan lebih ini, tempat penampungan yang dijanjikan itu belum juga rampung dibangun, kata Norman, salah satu korban kebakaran yang juga ada di lokasi itu.
Norman mengatakan, pihaknya sudah berulang kali menanyakan hal tersebut kepada pihak pasar jaya, kapan pembangunan TPS akan selesai. Bahkan dirinya juga mengaku pernah berkirim surat ke perusahaan milik BUMD tersebut. Namun pihak Pasar Jaya selalu menjawab, sedang dalam proses. Jika benar demikian, seharusnya para kuli bangunan sedang dalam pengerjaan, tapi buktinya tak ada satu pun kuli yang sedang bekerja merampungkan tempat penampungan tersebut Belum lagi staf dari pemborong tersebut selalu mengatakan tidak tahu jika ditanya. Menurutnya hal ini bisa diasumsikan, bahwa pembangunan tempat penampungan sementara pasar kalideres dalam keadaan mangkrak dan tidak ditindaklanjuti lagi progres pembangunannya, tambah Norman.
Norman sangat berharap, pihak pasar jaya menanggapi dengan serius aspirasi para pedagang dengan menindaklanjuti pembangunan tempat penampungan sementara agar langsung bisa segera ditempati oleh para pedagang korban kebakaran yang saat ini terlantar dengan berjualan di emperan pasar dan trotoar jalan. Ia juga meminta kepada teman teman media untuk mengawal kasus ini.
Salah satu korban kebakaran yang lainnya, yaitu, Mangasi Simanungkalit pun mengaku dirinya dan istri sudah enam bulan ini berjualan di emperan dengan barang dagangan seadanya. Ayah yang memikili dua anak ini mengatakan, dirinya ingin segera TPS selesai dibangun, agar kami dapat berjualan kembali dan tidak kehujanan dan kepanasan seperti saat ini.
Pihaknya juga mengatakan telah menemui dan meminta tolong kepada Bapak Abednego Panjaitan selaku Ketum SBSI tahun 1992 agar memperjuangkan aspirasi para korban kebakaran pasar kalideres yang nasibnya tidak menentu ini. (Rel)