Penulis: Eko Rihantoro
Bantul, PERISTIWAINDONESIA.com |
Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Berau provinsi Kalimantan Timur bersama WRC PAN RI DIY melakukan kunjungan kerja ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Demplot dan Destilasi Atsiri di Kebosungu 1 Dlingo, Kaponawen Dlingo, Kabupaten Bantul, Minggu (14/3/2021).
Rombongan disambut langsung oleh Kelompok Gapoktan Karya Sejati.
Sunaryanto sebagi pendiri Gapoktan berharap kunjungan dari LPHD Berau Kalimantan Timur dan WRC PAN RI DIY ini bisa semakin memajukan Gapoktan dan UMKM di wilayahnya, sehingga ke depan sarana prasana yang adapun bisa lebih lengkap dan memadai.
Fasis Mangku Wibowo Shut kepada LPHD melaporkan bahwa Gapoktan Karya Sejati selama ini telah melakukan proses penanaman dan pembibitan Atsiri dilahan kritis (lahan batu yang mengandung sedikit tanah) di wilayahnya.
Dengan teknik penanaman yang perlu penyesuaian dengan kecocokan tanaman yang sanggup hidup dan bertahan hidup di wilayahnya, juga bisa ditanam pohon Sere, Nilam dan Kayu Putih.
Tanaman ini dipilih karena sangat cocok tumbuh di lahan kritis, apalagi tidak memerlukan perawatan khusus dan waktu panen juga relatif sangat pendek.
Selain itu, tentang analisis perekonomian dan keuntungan penanaman, pembibitan, dan penyulingan minyak Atsiri (Kumpulan Nama Daun yang bisa menghasilkan minyak) akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Muhammad Andri sebagai Ketua rombongan LPHD Berau Kalimantan Timur sangat berterima kasih kepada seluruh Gapoktan Karya Sejati, yang telah memberikan penjelasannya dan semua hasil dari kunjungan mereka ini akan segera disosialisasikan kepada masyarakat yang berada di Berau Kalimantan Timur.
Koordinator WRC PAN RI DIY (Watch Relation of Corruption DIY) K Herman Setiawan menghimbau Gapoktan Karya Sejati menghindari diri dari segala bentuk tindak pidana Korupsi.
WRC PAN RI DIY akan berupaya membantu Gapoktan mengawal usulan pembangunan kawasan Demplot Pertamanan Atsari Dlingo Bantul untuk dapat dikembangkan menjadi kawasan khusus Atsari.
Selain itu, dapat juga dikembangkan sebagai kawasan wisata Atsari dengan mengusulkan pengadaan jalan yang lebih bagus sehingga memudahkan para pengunjung menuju ke lokasi taman wisata Atsari.
“Banyak yang harus kita payakan seperti pengadaan Penerangan jalan, pelatihan pengolahan lahan batu menjadi lahan subur, pengadaan peresapan dan penyimpanan air hujan sehingga meminimalkan kekurangan air saat kemarau, serta penambahan sarana prasarana pariwisata, kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta agar bisa segera dilaksanakan,” ungkapnya (*)