CIREBON -PERISTIWAINDONESIA. com
Calon Legislatif (Caleg) DPR RI Partai Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VIII, Riko Heryanto, menggelar silaturahmi dengan awak media massa lokal dan nasional di Metland Hotel, Kota Cirebon, Sabtu (2/12/202).
Dalam kesempatan itu, Riko yang juga Sekjen Dewan Pimpinan Nasional SOKSI
Periode 2017-2022, Ormas Pendiri Partai Golkar, ini menyampaikan visinya ingin menjadikan Kota Cirebon sebagai Pusat Kawasan Metropolitan Cirebon, Patimban, dan Kertajati (Rebana) jika terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2024.
Rebana merupakan sebuah kawasan metropolitan ketiga di Jawa Barat setelah Bodetabek dan Bandung Raya yang digagas Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil pada Tahun 2020.
Kawasan Rebana sudah ditetapkan melalui Peraturan Presiden No 87 Tahun 2021.
“Seharusnya Rebana menjadikan Kota Cirebon sebagai pusat dari kawasan metropolitan seperti Kota Bandung di kawasan metropolitan Bandung Raya,” kata Riko.
Alumnus Fakuktas Teknik Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan,
Kawasan Rebana dengan 7 kota dan kabupaten meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Subang memerlukan pusat metropolitan.
Menurut Riko, seharusnya Kota Cirebon menjadi pusat kawasan dengan argumen bahwa Kota Cirebon adalah satu-satunya kota dari 7 daerah Rebana dengan kelengkapan sarana dan prasarana, profile penduduk serta kegiatan perekonomian yang menunjang untuk menjadikannya sebagai kota metropolitan.
“Tidak terlalu sulit menjadikan Kota Cirebon sebagai kota metropolitan dibandingkan dengan membangun salah satu kabupaten menjadi pusat metropolitan rebana,” kata Riko.
Riko mengungkapkan pada kenyataannya saat ini berdasarkan perencanaan pembangunan Metropolitan Rebana, Kota Cirebon mungkin tidak akan menjadi pusat kota.
“Alasannya industrialisasi yang menjadi mesin penggerak kawasan metropolitan ini malah berpusat di Subang dan Indramayu, Sumedang serta Majalengka,” kata Riko.
Riko mengatakan, dengan rencana pembangunan kawasan industri seluas 15.200 hektare (ha) di Subang, 16.136 ha di Indramayu dan 2.387 ha di Majalengka dan Sumedang 4.092 ha kemungkinan akan membuat ke 4 daerah tersebut berpotensi sebagai pusat Kawasan Metropolitan Rebana.
Di sisi lain, kata Riko, Kabupaten Cirebon yang direncanakan hanya akan dibangun 1.800 ha kawasan industri jelas tidak mampu membuat Kota Cirebon sebagai pusat. Akan berbeda jika Kabupaten Cirebon memiliki kawasan industri yang lebih besar dari Subang dan Indramayu.
Riko mengungkapkan, saat berdialog dengan Ketua Badan Pengelola Kawasan Rebana, Bernardus Djonoputro, dirinya sudah menyampaikan pandangannya dan diaminkan Bernardus.
“Bahwa secara alamiah memang sangat mungkin Kota Cirebon akan ditinggalkan sebagai pusat metropolitan jika pengembangan industri dipusatkan di wilayah barat. Juga hanya sebagian kecil dilakukan di wilayah timur yaitu di Kabupaten Cirebon,” kata Riko.
Menurut Riko, Bernardus menyampaikan harus dilakukan upaya dari Kota Cirebon agar membuat Cirebon menarik. Sehingga semua kantor dagang dari pengembang industri berdiri di Cirebon. “Untuk itu Kota Cirebon harus berjuang keras,” ucap Riko menirukan ucapan Bernardus.
Riko mengatakan, saat ini hal yang harus dilakukan adalah mengoreksi pembagian luas kawasan industri. Sehingga membuat Kota Cirebon berada di tengah-tengah kawasan industri. Seperti kota metropolitan Jakarta untuk Bodetabek dan Kota Bandung untuk metropolitan Bandung Raya.
“Hal lain yang perlu dilakukan adalah membuat regulasi yang mengharuskan semua kantor pusat dari tiap industri di seluruh kawasan industri pada kawasan Rebana berada di Kota Cirebon,” kata Riko.
Dalam acara silaturahmi dengan media, Riko berjanji jika terpilih akan berusaha menjadi wakil rakyat yang mampu memenuhi keinginan warga Kota Cirebon dan memperjuangkan Kota Cirebon menjadi pusat kawasan metropolitan Rebana.
“Dengan menjadi pusat dari kawasan metropolitan Rebana maka Cirebon akan menjadi pusat dari pertumbuhan ekonomi 10% yang menjadi objective dari pengembangan kawasan ini,” kata Riko.
Pada kesempatan yang sama Riko juga memaparkan bahwa dirinya maju menjadi Anggota DPR RI adalah bentuk dari keinginan untuk memajukan daerah tempat kelahiran dan tempat dirinya dibesarkan yakni Kota Cirebon.
Riko mengatakan, hanya dengan industrialisasi, Kota Cirebon akan berkembang pesat. Kawasan metropolitan Rebana yang merupakan program pemerintah pusat seharusnya menjadi sarana Kota Cirebon tumbuh menjadi pusat perekonomian di wilayah timur Jawa Barat.
Alumnus dari SMAN 2 Cirebon, SMPN 7 Cirebon dan SD Negeri Gn. Agung Perumnas Cirebon ini mengatakan, untuk memenangkan pemilihan anggota DPR RI pada tahun 2024 ini, Riko bersama tim suksesnya membangun struktur tersendiri yang dibangun dari kecamatan hingga ke rukun tetangga (RT).
“Pada Pemilu 2019 Partai Golkar meraih 2 kursi di daerah pemilihan Jawa Barat VIII . Jika Partai Golkar ingin meraih kursi tambahan maka diperlukan pembentukan struktur baru di luar struktur formal. Hal ini akan memastikan tambahan kursi Golkar di dapil tersebut,” pungkas Riko.
Pada kesempatan silaturahmi dengan awak media massa lokal dan nasional ini, juga dilakukan kebulatan tekad dari Caleg-Caleg Daerah yang menjadi tandem Riko pada Pemilu 2024 yang disampaikan Sekretaris DPD II Partai Golkar Kota Cirebon dan 2 kali Anggota DPRD Kota Cirebon, Agung Supirno, untuk mendukung pencalegan Riko sebagai Anggota DPR RI pada Pemilu 2024.
Setelah acara silaturahmi dengan awak media massa lokal dan nasional selesai, Caleg DPR RI dari Partai Golkar, Riko Heryanto, melanjutkan kegiatannya untuk berkonsolidasi dengan seluruh team sukses termasuk dengan para caleg tandem dan koordinator-koordinator bentukannya dari tiap kecamatan di Dapil Jabar VIII yang hadir di Metland Hotel tersebut.(Red)