Penulis : Marjuddin Nazwar
Jakarta – Peristiwa Indonesia.Com
Sejumlah pedagang korban kebakaran Pasar Kalideres yang terletak di Gang Madrasah Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat tengah asik menjajakan barang dagangannya di emperan pasar dan trotoar jalan, ketika wartawan lami datang berkunjung. Mereka menjajakan barang dagangan seadanya. Terik panas matahari dan hujan tak menyurutkan langkah mereka untuk berjualan.
Salah satu contoh, Ibu Paisah. Ibu paruh baya ini mengaku setiap harinya datang ke pasar pada pagi buta untuk menghidupi kedua putranya.
Saya dari subuh sudah berangkat ke pasar untuk berjualan. Itu pun lakunya hanya satu dua. Bagaimana kalau saya datang ke pasar nya agak siangan, mungkin bisa gak pelaris, katanya.
Ibu paruh baya yang menjadi salah satu korban kebakaran Pasar Kalideres ini mengaku, bahwa dirinya belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Gak pernah, pak, gak pernah dapat bantuan apa apa dari pemerintah, ungkapnya ketika wartawan kami menanyakan hal tersebut. Bahkan Ibu Paisah mengaku bahwa modal dagangannya boleh pinjam dari sanak saudara.
Salah satu korban kebakaran lainnya, Ibu Reni juga mengaku belum pernah mendapatkan bantuan apa apa dari pemerintah.
Ibu paruh baya ini terpaksa harus berjualan di emperan pasar karena tempat penampungan bagi para pedagang tak kunjung rampung dibangun.
“Padahal sudah empat bulan, tapi kok gak jadi jadi penampungannya,” ujarnya.
Ibu paruh baya yang suaminya korban PHK salah satu pabrik akibat dampak dari Pandemi Covid 19 ini mengaku belum pernah dapat bantuan apa apa dari pemerintah semenjak kebakaran pada bulan oktober 2021 yang menghanguskan sekitar 57 kios para pedagang.
“Belum pernah dapat, pak, belum pernah sama sekali,” tambahnya.
Salah satu korban lainnya, Norman Alfarizy pun mengaku bahwa dirinya belum pernah dapat bantuan apa pun dari pemerintah setempat mau pun pemerintah provinsi.
Bahkan dirinya mengaku pernah mendatangi Balaikota dan bertemu dengan salah satu Tim Gubernur, yaitu, Pak Idan, yang menyarankan agar kami datang ke kelurahan setempat untuk memperoleh bantuan. Lalu kami datangi kantor kelurahan bersama rekan rekan lainnya untuk menyerahkan data data para korban kebakaran, yang nantinya data itu akan diserahkan ke Baznas DKI Jakarta dan Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, tapi sampai saat ini bantuan tersebut tak pernah datang pada kami. Bahkan dirinya juga mengaku, bersama rekan rekan pernah menyambangi kantor Kementerian Sosial Republik Indonesia. Kami dipinta untuk menyerahkan data data para korban, namun setelah data data itu kami serahkan, pengajuan kami malah ditolak, ungkapnya panjang lebar.
Kini, para korban kebakaran Pasar Kalideres itu tengah mengalami kesulitan. Akibat dari barang dagangan mereka yang hangus terbakar, serta dampak dari pandemi yang berkepanjangan.
Norman berharap, Pemerintah setempat, baik Pemerintah Provinsi mau pun Pemerintah Pusat, agar memperhatikan nasib para pedagang korban kebakaran pasar kalideres yang makin hari makin sulit hidupnya, pungkasnya.(REL)