Penulis: WH Butarbutar
Simalungun, PERISTIWAINDONESIA.com |
“Terima kasìh Tuhan… Berikanlah kesehatan dan panjang umur serta murah rejeki kepada Kepala Desa kami.”
Demikian suara tangis seorang ibu penduduk dusun 7 desa Wonorejo kecamatan Pematang Bandar kabupaten Simalungun propinsi Sumatera Utara (Sumut) Mariati br Butarbutar (58), Mìnggu (27/12/2020) bercerita kepada kru media ini di kediamannya.
Ibu ini menangis sambil mencucurkan air mata bahagianya didampingi suaminya Irwansah Sianipar (59). Pasalnya, selama 27 tahun Mariati menderita penyakit tumor dan sudah 5 kali Kepala Desa silih berganti namun tidak ada yang memperhatikannya.
“Selama ini saya tidak mampu berobat karena kehidupan ekonomi kami pas-pasan, sedangkan suami saya bekerja hanya serabutan, bila ada orang menyuruhnya bekerja, barulah dia bekerja dengan upah harian,” bebernya.
Dengan upah sekecil itu, kata Mariati, hanya cukup untuk biaya makan sehingga 27 tahun lamanya tumor di atas payudara sebelah kirinya semakin membesar dan awalnya ditaksir mencapai 3 kg.
Keberuntungan dialaminya, saat Kepala Desa ke-VI Wonorejo Sukesno melihat penyakit tumor yang dideritanya, lalu Sukesno membujuknya untuk dioperasi.
“Bapak Kepala Desa membujuk saya berobat. Katanya, kehidupan manusia berada di tangan Tuhan Yang Maha Esa. Jangan pasrahkan kehidupan Ibu digerogoti oleh penyakit,” ujar Mariati meniru penjelasan Sukesno.
Menurut Mariati, awalnya ia menolak bujukan Kades Sukesno karena menyadari keterbatasan biaya.
“Kami orang miskin, pak.. Uang kami tidak ada,” kata Mariati kepada Sukesno.
Akan tetapi Sukesno dengan berbagai upaya membantu Mariati. Pertama-tama, Kades ini melaporkan penyakit tersebut pada Camat Pematang Bandar ibu Juraini Purba MSi, selanjutnya dengan dukungan Camat Kepala desa Wonorejo Sukesno merujuk Mariati ke Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.
Dalam waktu singkat, Mariati dioperasi. Selama 6 (enam) bulan dirawat, akhirnya operasi berhasil. Tumor berbentuk daging bercampur lendir seberat 2,8 kg berhasil diangkat dari tubuh Mariati.
Selanjutnya, kru Media ini menyambangi kediaman Kades Sukesno. Kepala Desa ini tidak banyak bercerita tentang biaya operasi dan perawatan Mariati selama 6 bulan dirawat.
“Tentang dana yang habis, Tuhan lah yang tau,” ungkap Sukesno santai.
Menurutnya, sebagai Kepala Desa sudah menjadi tugasnya untuk perduli kepada warganya, tanpa memandang Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).
“Jabatan kepala Desa hanya titipan Tuhan pak… Saya harus peduli kepada umat-Nya, walaupun berbeda agama dan suku, namun semuanya memiliki hak yang sama di mata Tuhan,” ungkap Sukesno (*)