Penulis: Muh Saifullah
HALSEL, PERISTIWAINDONESIA.com |
Lembaga Pengkajian Budaya Saruma Nusantara (Lempeng Busantara) kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Kamis (1/4/2021) melakukan audiens dengan komisi I DPRD yang di terima oleh Wakil Ketua Komisi I DPRD, Sagaf Hi Taha bersama Sekertaris Komisi I Alwan K Bode dan para anggota komisi I lainnya.
Lempeng Busantara melalui dewan pakar Said Amir mengatakan lembaga Pengkajian Budaya Saruma Nusantara memberikan masukan atau referensi arah dan pedoman landasan history kepada pemerintah dan DPRD tentang penamaan nama-nama jalan, seperti pelabuhan, RSUD, Bandara dan Gelanggang Olahraga (Gor) dan masih banyak objek vital lain di Halsel, khusunya Bacan selaku ibu kota kabupaten.
Hal ini menurutnya agar dapat menambah Khazanah budaya lokal dan bentuk penghargaan para pendahulu dan para tokoh – tokoh perubahan pembangunan di kabupaten Halsel supaya penamaan tersebut di jadikan sebagai Peraturan Daerah (Perda)
Jika merujuk pada skala prioritas pembangunan Nasional tentang revolusi mental dan pembangunan kebudayaan, menurut Said, Halmahera Selatan masih minim serta kurangnya simbol – simbol jati diri dan ciri khasnya krakter budaya di bumi Saruma.
“Olehnya itu Lembaga Pengkajian Budaya Saruma Nusantara mengharapkan kepada pemerintah daerah dan DPRD agar dapat bersinergi dalam mewarnai geliat pembangunan berlandaskan kultur kebudayaan yang berorientasi pada history,” ucap Said Amir diruang rapat komisi I DPRD Halsel.
Hal tersebut kemudian mendapat respon komisi I DPRD Halsel, Sagaf Hi Taha. Menurut Sagaf Hi Taha, pihaknya sangat mendukung ide dan gagasan dari pengurus Lempeng Busantara Halsel.
Bersamaan itu Ketua Lempeng Busantara Halsel Muhammad Husni Trenggono mengucapkan terima kasih kepada pihak DPRD yang telah merespon ide dan gagasan mereka dengan bijak.
Dalam waktu dekat, katanya, ia akan mengelar seminar/FGD untuk menjadi bahan masuk ke pemerintah dan DPRD agar semua bentuk nama-nama terkait dengan aset-aset negara disahkan melalui Perda (*)