OPINI
Media Setan dan Bukti Ketidakcerdasan
Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.*
*Penulis Lepas Yogyakarta
Media berperan sebagai penyampai berita. Objektivitas dan kebenaran fakta berdasar pada metode jurnalistik. Jurnalisme positif menjadi semangat dan gerak sejati media dalam menyampaikan tugasnya.
Tidak heran, kecepatan, akurasi, dan kebenaran senantiasa menjiwai setiap awak yang bergiat di media. Kepentingan rakyat menjadi pertimbangan lain yang juga berfungsi pengontrol berbagai pengaruh lain yang dapat saja menggeser nilai-nilai luhur semisal industri, komersial, dan berbagai kepentingan menyeleweng.
Namun pada kenyataannya, patut disayangkan, media menjelma cermin yang memberi gambaran fakta yang disampaikan justru berbanding terbalik. Fakta menjadi gambaran kenyataan yang mengerikan. Penampilan realita dalam bingkai berita semakin suram dengan kemasan yang menunjukkan ketidakcerdasan.
Ilustrasi sejatinya bukan menjadi sekedar tuntutan, namun penggambaran berita berupa menampilkan foto-foto yang merupakan potret suatu kejadian dijadikan pendukung berita. Foto pendukung atau gambar dari berita menjadi tantangan selanjutnya.
Berita dengan menampilkan foto sebagai pendukung atau sekedar gambar seperti ilustrasi, sebagai satu kesatuan dalam mengemas kejadian sebagai auatu berita justru dapat menjadi hambatan akan pesan yang disampaikan. Jika tidak disajikan dengan kemasan yang cerdas, artinya mengacu pada etika, prinsip moral dan pedoman jurnalistik dapat menghadirkan masalah baru.
Pertimbangan kemanusiaan, serta penyajian yang cerdas dan menarik tidak hanya menjadi acuan dalam narasi yang berisi pesan-pesan kebenaran fakta. Penampilan foto yang ditampilkan dan dijadikan sebagai berita tidak bersifat suci dan jauh dari kesalahan. Maka menerima masukan sebagai bagian dari langkah mendekatkan kepada kebenaran yang sesungguhnya penting juga untuk dipertimbangkan.
Mengingat peran media tidak hanya sebatas pembentuk opini publik juga menggiringnya dalam “framing” tertentu, namun menjaga esensi, eksistensi, serta peranan media dalam tumbuh kembang masyarakat berikut terbentuknya peradaban agar dapat senantiasa dijaga, di antara langkahnya adalah dengan menjadi media yang secara bersama-sama mencerdaskan, bukan sebaliknya, bersama-sama terjerumus dalam lembah kesesatan dan kebinasaan bersama dengan syetan, “a’udzubillah!”