Penulis: Berthy Marthyn
Salatiga, PERISTIWAINDONESIA.com |
Kenaikan harga tempe dan tahu di Salatiga beberapa hari ini akibat langka dan mahalnya kacang kedelai sehingga produksi tempe dan tahu terbatas.
Apalagi konsumsi secara nasional lebih besar dari produksi hasil panen petani saat ini.
“Inilah yang mengakibatkan kenaikan harga kedelai yang dipengaruhi harga import kedelai dari luar negeri,” kata salah satu Pedagang Tempe dan Tahu, Kamis (7/1/2021) di Pasar Salatiga.
Akibatnya, banyak pedagang di Salatiga tidak menjual tempe dan tahu, bahkan ada yang menjual dari sisa stok mereka dengan harga yang cukup mahal.
Biasanya harga tempe dan tahu bisa di beli seharga Rp3.000-5.000 per bungkus, tetapi sekarang harus harganya menembus Rp10.000 per bungkus.
Oleh karena itu, kenaikan harga tersebut berpengaruh terhadap belanja keluarga sehari-hari.
Salah seorang ibu yang berbelanja tempe dan tahu menyampaikan keresahannya dan meminta pemerintah untuk segera turun tangan dalam mengendalikan harga dan distribusi tahu dan tempe sebagai makanan pokok rakyat kecil.
Menurutnya, tempe dan tahu adalah makanan sehari-hari masyarakat sehingga amat dibutuhkan setiap harinya. Sementara, kalau harganya naik, maka akan berpengaruh terhadap konsumsi makanan sehari-hari masyarakat.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah sehingga produk dan bahan pokok tempe dan tahu di kota Salatiga dapat kembali stabil dan harganya terjangkau masyarakat,” harap ibu ini (*)