Home / Suara Buruh

Senin, 18 Januari 2021 - 23:29 WIB

Kelompok Punk di Salatiga Masalah Sosial Yang Belum Teratasi

Penulis: Berthy Marthyn

Salatiga, PERISTIWAINDONESIA.com |

Masalah sosial yang sampai saat ini tidak bisa diatasi oleh dinas sosial kota Salatiga adalah membina, mengatur dan menjadikan kelompok punk untuk dilatih keterampilan sehingga dapat mandiri dan melakukan karya nyata sebagai modal usaha di kemudian hari.

Hadirnya kelompok Punk di sudut kota Salatiga, apalagi di persimpangan lampu merah sangat menganggu bagi para pengendara.

Selain itu, kerumunan mereka juga kurang enak dipandang mata. Kesannya, kelompok ini seperti tidak memiliki masa depan lagi.

Terlebih kepribadian mereka yang semrawut dan kesannya tidak merawat diri dengan baik. Bahkan mereka bangga dengan berpenampilan dan berperilaku kotor dan tidak terurus dengan baik.

Saat kru PERISTIWAINDONESIA.com, Senin (18/01/2021) mewancarai salah seorang anak punk bernama Heska yang sering mangkal dan duduk di taman Pulutan kota Salatiga, menurutnya, kehadiran mereka di kota Salatiga sudah 10 tahun lamanya.

“Disini ada yang baru menjadi anggota berasal dari beberapa daerah dan ada yang telah berkeluarga disini, hidup mandiri dan bekerja,” akui Heska.

Disampaikannya, saat ini kelompok mereka berkisar 100-an orang dari umur 10 tahun sampai 30 tahun. Soal makan dan minum saban harinya, mereka dapatkan dari mengamen di lampu merah kota Salatiga. Mereka juga kadang mendapatkan bantuan dari para senior mereka yang sudah menikah dan bekerja.

Penelusuran Media ini, Pemerintah kota Salatiga belum memberikan pembinaan dan mengorganisir mereka. Misalnya melokalisir mereka dan mengarahkannya sehingga tidak selalu berkumpul di setiap lampu merah. Pasalnya, warga terlalu banyak gusar melihat kerumunan mereka, karena sangat menganggu pandangan warga lainnya apalagi kesan kumuh dan jorok telah menjadi ciri khas dari mereka.

Untuk itu, Dinas Sosial semestinya membenahi kelompok Punk ini dan memberdayakan mereka melalui pelatihan dan pengarahan untuk dapat berkarya.

“Setidaknya pemerintah segera melakukan upaya yang berguna bagi masa depan para kelompok Punk di Salatiga,” ujar warga kepada Awak Media (*)

Share :

Baca Juga

Suara Buruh

Ingin Laporkan Lahan Tani Mereka Digusur Paksa, Ratusan Petani Jalan Kaki Dari Medan Ke Istana Negara

Politik

Kampanye Terakhir Nanang-Pandu di Kecamatan Natar, SBSI 1992 Lamsel Ajak Buruh Coblos Nomor 01

Suara Buruh

Istri Buruh Minta Perlindungan Kapoldasu. Hak Suami Tak Dibayar Rp8 Juta Malah Dipenjara Karena Pakai Uang Rp4 Jutaan Bayar Utang

Suara Buruh

DPC SBSI 1992 Kota Tangerang Terima Bantuan Sembako Ikatan Isteri Partai Golkar Peduli

Suara Buruh

Karyawan Ancam Usung Kasus PHK Massal Perum PPD Ke Jalur Hukum

Suara Buruh

PK SBSI 1992 PT TFI Tangerang Santuni 50 Anak Yatim Piatu

Suara Buruh

Aliansi Buruh Lampung Gelar Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja

Nusantara

Soksi Desak Pemerintah Serius Perhatikan Stunting