Home / Hukum / Investigasi

Rabu, 21 Oktober 2020 - 23:25 WIB

LSM Berkordinasi Desak KPK Usut Otak Pelaku Suap Dugaan Gratifikasi Proyek Jembatan Front City Bangkinang

Penulis : Paulus Witomo

Jakarta, PERISTIWAINDONESIA.com |

Pengurus LSM Pemberantasan Korupsi Perjudian Narkoba dan Sindikat mafia disingkat BERKORDINASI mengunjungi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pengembangan penyidikan KPK yang sudah menetapkan dua tersangka kasus penyuap dugaan gratifikasi, proyek jembatan Front City Bangkinang (FCB) TA 2015-2016.

Tersangka Adnan selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan jembatan dan I Ketut Suarba selaku Manager Wilayah II PT Wijaya Karya (Wika). Dan satu orang lagi pelaku sudah diamankan beberapa Minggu lalu oleh penyidik KPK.

Hal ini dikatakan Marjuddin Nazwar didampingi Sekjen M Iksan Hutagalung SE MM kepada awak media, Rabu (21/10/2020) di Jakarta.

Menurut Marjuddin, Tim Berkordinasi menyambangi lembaga anti rasuah (KPK) untuk memberi support dan apresiasi kepada Penyidik KPK dalam membongkar otak pelaku atau actor intelektual Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada Dinas Pengairan Bina Marga Kabupaten Kampar tahun 2015-2016 itu.

Lanjut Marjuddin, dalam pelaksanaan proyek Jembatan FCB diduga negara dirugikan sekitar Rp50 Milyar.

“Oleh karena itu, maka kita meminta Penyidik KPK jangan terhenti sampai di tingkat bawahannya saja, tapi mengusut dalang dibalik kasus ini,” pungkasnya.

Selain itu, berdasarkan hasil investigasi Tim Berkordinasi di Kota Pekanbaru Propinsi Riau belum lama ini, pihaknya menemukan sejumlah kasus yang dikerjakan mantan Kadis Pengairan Bina Marga Kabupaten Kampar IPN. Di dalam berkas dokumen Daftar Pengguna Anggaran (DPA) TA 2018, kata Marjuddin ditemukan dugaan markup anggaran pada Dinas PUPR Kota Pekanbaru.

“Salah satu belanja perawatan kendaraan dinas, belanja pohon yang diperuntukan ke seluruh jalan di Kota Pekanbaru, termasuk dugaan fiktif biaya perjalanan dinas luar dan dalam kota. Nanti kita beberkan kepada penyidik KPK,” bebernya.

Disampaikan, pihaknya menyambangi KPK sebatas meminta informasi terkait pengembangan penyidikan dan penyelidikan dugaan suap jembatan Front City Bangkinang tersebut.

“Kita berharap kepada ketua KPK Firly Bahuri dan komisionernya jangan berhenti pada pelaku recehan karena mereka hanya pesuruh saja, namun hukum harus tegak seadil – adilnya,” tandasnya.

Sementara itu, M Iksan Hutagalung SE MM menegaskan bahwa kasus dugaan suap proyek Jembatan Front City Bangkinang TA 2015 – 2016 ini menjadi atensi lembaganya. Pasalnya, dalang dalam kasus ini masih belum didalami Penyidik KPK.

“Bisa saja karena banyaknya kasus yang tengah ditangani KPK saat itu, tapi sekarang kan sudah agak longgar,” ujarnya.

Dia berharap, KPK akan membongkar dalang inisiasinya, yang berkoorporasi melakukan korupsi berjamaah.

“LSM BERKORDINASI akan mengikuti perkembangan penyidikan kasus ini, apalagi kerugian negara dalam proyek ini sangat besar,” sebut Iksan.

Ketika mantan Kadis Pengairan Bina Marga Kabupaten Kampar Indra Pomi Nasution, yang saat ini menjabat Kadis PUPR Kota Pekanbaru dikonfirmasi Media ini, tak merespon Awak Media. Beberapa kali WhatsAap berdering di hubungi, namun yang bersangkutan tidak mengangkatnya (*)

Share :

Baca Juga

Investigasi

Mencapai Rp240 Miliar, Bupati Simalungun JR Saragih SH MM Belum Serahkan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Covid-19 Ke DPRD

Hukum

Galian C Ilegal Di Desa Bendungan Kecamatan Jonggol Mulai Beroperasi, Pemilik Diduga Kebal Hukum

Investigasi

Disinyalir Banyak Penyimpangan, Irfan Pohan Minta Inspektorat dan APH Aceh Singkil Segera Periksa ADD Tugan

Hukum

Kapolsek Barus, IPTU Mulia riadi SH, ajak warga dan jamaah Masjid jaga kamtibmas jelang pemilu

Hukum

Penolakan PT.BIA Oleh Masyarakat dan Ormas Saber Mengunakan Ritual Adat Dayak, Berujung Penutupan Aktifitas Perusahaan

Headline

Warga Minta PUPR Pusat dan Penegak Hukum Turun Tangan, Pembangunan Saluran Drainase di Kota Wisata Parapat Diduga ‘Asal Jadi’

Daerah

Warga Resah, Juru Parkir Tagih Uang Tanpa Memberikan Karcis di Tanah Karo

Investigasi

Restan Sawit Tidak Diangkut Vendor, TBS Menumpuk di AFD 3 PTPN IV Kebun Pulu Raja