Penulis : Sukma Panjaitan
Jakarta, PERISTIWAINDONESIA.com |
Perusahaan keluarga Hashim Djojohadikusumo PT Bima Sakti Mutiara yang berganti nama PT Bima Sakti Bahari kembali menjadi topik perbincangan karena masuk dalam daftar puluhan perusahaan yang mendapatkan izin ekspor benih lobster.
Pencabutan larangan ekspor benih lobster yang dilakukan Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo dianggap kental dengan nuansa korupsi dan kronisme. Alasannya, pencabutan tersebut justru menguntungkan perusahaan keluarga Hashim karena menjadi salah satu perusahaan yang mendapatkan izin ekspor benih lobster.
Akibat adanya kabar tak sedap tersebut, Hashim mengundang sejumlah Pemimpin Redaksi, Jumat (17/7/2020). Tujuan Hashim sangat gamblang, bisnis keluarganya tidak sepeti tudingan berbagai pihak.
Sebagai salah satu bukti yang dibeberkan Hashim, cerita menarik terkait sepak terjang sang kakak, Prabowo Subianto.
“Kalau saya mau korupsi mending di Kementerian Pertahanan, ngapain di lobster. Saya bangga dengan prestasi Prabowo di Kementerian Pertahanan. Dalam dua bulan menjadi Menteri, ia telah membatalkan kontrak-kontrak alutsista (alat utama sistem persenjataan) senilai Rp 50 triliun,” beber Hashim.
Menurut Hashim, pengakuan itu disampaikan sang Kakak Prabowo Subianto di malam tahun baru di Bali.
“Syim, saya batalkan kontrak-kontrak sebesar Rp 50 triliun,” kata Hashim menirukan ucapan sang kakak.
Uang tersebut akhirnya dikembalikan Prabowo Subianto ke Kementerian Keuangan. Hashim bahkan mempersilahkan media untuk mengecek kebenarannya kabar tersebut.
“Silahkan cek. Saya kaget, menteri keuangan juga kaget. Kalau saya atau Prabowo mau korupsi, satu persen dari nilai itu (Rp50 triliun) kami bisa dapat Rp500 miliar. Kalau mau di situ,” pungkas Hashim (*)