Home / Suara Buruh

Sabtu, 17 Oktober 2020 - 22:34 WIB

DPC SBSI 1992 Minta Buruh Dan Mahasiswa Demo Jauhi Tindakan Anarkis

Penulis : Sefri F Siahaan

TAPTENG, PERISTIWAINDONESIA.com |

Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (DPC SBSI) 1992 Kabupaten Tapanuli Tengah meminta segenap Buruh dan Mahasiswa tetap mengedepankan ketertiban dan kenyamanan dalam menyampaikan pendapat dimuka umum.

Hal itu disampaikan Demakson Tampubolon selaku Ketua DPC SBSI 92 Tapanuli Tengah, Sabtu (17/10/2020) menyikapi aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law Cipta Kerja yang marak di Indonesia.

Menurutnya, untuk melakukan aksi demonstrasi memang hak Buruh dan Mahasiswa, termasuk melakukan mogok nasional, namun harus tetap mengedepakan aturan dan menjauhi segala bentuk tindakan yang anarkis atau merusak fasilitas umum.

“Tindakan para Buruh itu dilindungi UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dan Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik. Akan tetapi, jangan merusak fasilitas umum, menghancurkan fasilitas negara karena itu tidak bisa ditolerir dan harus ditindak tegas,” ujar Demakson Tampubolon.

DPC SBSI 1992 Tapteng juga menyesalkan tindakan anarkis yang telah terjadi. Menurutnya, perbedaan pendapat dan pandangan itu seharusnya dicarikan titik temunya, bukan bertindak anarkis, karena tindakan anarkis merupakan pelanggaran terhadap hak publik dan juga hak orang untuk mendapatkan rasa aman, tenteram dan damai.

“Demikian halnya dalam aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja,” ungkapnya.

Demakson Tampubolon berharap legislatif mereview Omnibus Law Cipta Kerja. Ia meminta para anggota DPR RI menempatkan diri sebagai wakil rakyat, bukan wakil partai agar kembali mendapat kepercayaan dari Buruh.

Dikatakannya, Buruh merasa dikhianati anggota DPR RI lantaran beberapa pasal produk Omnibus Law Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan mengancam Buruh akan menjadi Budak di Negara sendiri.

Dia meminta pasal-pasal cilaka tersebut dikembalikan ke UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.

“Kalau DPR menempatkan diri bukan sebagai partai politik, maka kita juga dapat meminta legislatif review, yaitu menguji legislasi apakah telah bekerja sebagaimana mestinya. Jadi bukan hanya Perppu saja yang bisa kita minta kepada pemerintah, tetapi DPR RI juga bisa diperiksa,” katanya.

Selain itu, Demakson Tampubolon juga menghimbau masyarakat untuk selektif dan cerdas dalam memilah informasi agar tidak terpancing provokasi apalagi sampai berbuat anarkis (*)

Share :

Baca Juga

Suara Buruh

Inilah Materi UU Cipta Kerja Versi 812 Yang Bermasalah

Headline

DPD SBSI 1992 Sumut Sebut RUU Cipta Kerja Melanggar Hak Azasi Manusia

Politik

Dinilai Tidak Tepat Sasaran, IBBT: Minta Bupati Koreksi Ulang Pembagian Bansos Penarik Becak di Tapteng

Suara Buruh

(K) SBSI Nilai Omnibus Law Akan Sengsarakan Rakyat Dan Buruh

Suara Buruh

297 Buruh Pabrik Tekstil di Tangsel Tuntut Uang Pesangon Rp 16,4 Miliar

Suara Buruh

Inilah Tuntutan Serikat Pekerja Mandiri PD PHJ Pematang Siantar Didampingi LSM Macan Habonaron

Nasional

Aliansi Kalukku Melawan Gelar Dialog “Omnibus Law Baik Atau Buruk”

Industri

Tahlil Budaya 2023 Forum Seniman Peduli Taman Ismail Marzuki