Penulis : Radiston P Hutagaol
TAPUT, PERISTIWAINDONESIA.com |
Petani di Kabupaten Tapanuli Utara terancam gagal tanam padi untuk musim tanam Nopember 2020, karena minimnya curah hujan dan mengakibatkan areal persawahan kekeringan dan retak-retak.
Hal ini disampaikan salah seorang Petani Juliber Silitonga, Rabu (28/10/2020) di areal persawahan di Desa Lobusiregar II Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), propinsi Sumatera Utara (Sumut).
“Akibat minimnya hujan membuat areal persawahan di Desa Lobu Siregar II Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) menjadi kekeringan dan retak-retak. Seluas 80 hektare areal tanaman padi sawah, musim tanam Nopember 2020, menurun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Juliber.
Juliber Silitonga berharap irigasi yang telah jebol dapat segera diperbaiki Pemkab Taput.
“Fakta yang dihadapi Petani ini semestinya ditanggapi serius Dinas Pertanian Kabupaten Taput,” pintanya.
Sementara itu, Horas Lumbangaol menyarankan Petani di Tiga Kabupaten yang berdekatan dapat bersinergi untuk mengajukan pembuatan irigasi pengairan.
“Supaya dibuatkan bendungan raksasa yang nantinya bisa mengairi persawahan di Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, bila perlu sampai ke Kabupaten Toba (Balige). Saya rasa sangat layak. Hulunya dari Humbang atau Kecamatan Pakkat, dialirkan ke semua Desa dan Kecamatan yang betul-betul membutuhkan. Tiga Kecamatan dapat bekerjasama membuat program kerjanya,” imbuhnya (*)